MENYELAMI SAMUDRA KALIMAT TAUHID لا إله إلا الله (Edisi 4)
Keutamaan Kalimat Tauhid لا إله إلا الله
Syaikh DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullahu berkata: Telah kita sampaikan pada kesempatan yang lalu tentang keutamaan kalimat tauhid لا إله إلا الله yang tercantum di dalam Al-Qur’an Al-Karim. (Sekarang) kita akan mengetengahkan sebagian keutamaan kalimat tauhid yang tercantum di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
1. Kalimat tauhid adalah amal yang paling mulia dan paling banyak dilipat gandakan (pahalanya).
Kalimat yang (pahalanya) sederajat dengan memerdekakan budak serta menjadi penangkal dari setan bagi yang membacanya. Sebagaimana yang tercantum di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
مَنْ قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ
“Barangsiapa yang mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
sebanyak 100 kali dalam sehari maka baginya pahala seperti pahala orang yang memerdekakan 10 budak/hamba sahaya dan dituliskan baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan baginya penangkal dari setan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya melainkan yang mengamalkan lebih dari itu.” [1]
2. Kalimat tauhid adalah sebaik-baik apa yang dikatakan oleh para nabi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وخير ما قلت أنا والنبيون من قبلي لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah dan sebaik-baik yang aku ucapkan dan yang diucapkan oleh para nabi sebelumku adalah:
لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah saja. Bagi-Nya kekuasaan dan pujian dan Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [2]
3. Kalimat tauhid lebih berat (di dalam timbangan hari kiamat) dibandingkan catatan-catatan dosa pada hari kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , فَتُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلا , كُلُّ سِجِلٍّ مِنْهَا مَدُّ الْبَصَرِ , ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ : ” أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا ؟ ” . فَيَقُولُ : لا يَا رَبِّ . فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ : ” أَلَكَ عُذْرٌ أَوْ حَسَنَةٌ ؟ ” فَيَهَابُ الرَّجُلُ , فَيَقُولُ : لا يَا رَبِّ . فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ : ” بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لا ظُلْمَ عَلَيْكَ ” . فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , فَيَقُولُ : يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاتِ ؟ فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ : ” لا تُظْلَمُ ” . قَالَ : فَتُوضَعُ السِّجِلاتُ فِي كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ , فَطَاشَتِ السِّجِلاتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ
“Ada seseorang dari umatku yang dipanggil dihadapan manusia pada hari kiamat. Lalu dibentangkan baginya 99 catatan amal. Setiap catatan amal itu sepanjang mata memandang. Kemudian Allah berfirman: Apakah engkau mengingkari sesuatu darinya? orang itu menjawab: Tidak, wahai Rabbku. Allah berfirman: Apakah engkau memiliki udzur/alasan atau kebaikan? orang itu pun ketakutan dan dia berkata: Tidak, wahai Rabbku. Allah berfirman: Sesungguhnya engkau memiliki kebaikan disisi Kami dan tidak ada kedzaliman atasmu. Lalu dikeluarkanlah sebuah catatan amalnya (yang laing) yang terdapat kalimat أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . Orang itu berkata: Wahai Rabbku, apalah artinya catatan ini dibandingkan dengan 99 catatan tadi? Allah berfirman: engkau tidak akan didzalimi. Kemudian diletakkanlah 99 catatan itu di salah satu daun timbangan dan catatan kalimat syahadat di daun timbangan yang lainnya, 99 catatan itu naik keatas dan catatan kalimat syahadat yang lebih berat.” [3]
4. Kalimat tauhid seandainya ditimbang dengan langit dan bumi maka kalimat tauhidlah yang lebih berat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن نوحا عليه الصلاة والسلام قال لابنه عند موته: آمرك بلا إله إلا الله فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعن في كفة ووضعت لا إله إلا الله في كفة لرجحت بهن لا إله إلا الله
“Sesungguhnya Nabi Nuh alaihissalam pernah berkata kepada putra beliau ketika beliau mau meninggal dunia: Aku perintahkan dirimu dengan kalimat لا إله إلا الله, karena tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi seandainya diletakkan di daun timbangan dan kalimat لا إله إلا الله di daun timbangan yang lain maka kalimat لا إله إلا الله lebih berat dari tujuh lapis langit dan bumi.” [4]
5. Kalimat tauhid menyingkap tabir hingga sampai kepada Allah ta’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا قَالَ عَبْدٌ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَطُّ مُخْلِصًا إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ حَتَّى تُفْضِيَ إِلَى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan لا إله إلا الله dengan ikhlas melainkan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga sampai kepada arsy selama dia meninggalkan dosa-dosa besar.” [5]
6. Kalimat tauhid merupakan sebab keselamatan dari api neraka bagi yang mengucapkannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka atas orang-orang yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ yang dia mengharapkan wajah Allah.” [6]
7. Kalimat tauhid adalah cabang iman yang paling tinggi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الإيمان بضع وسبعون شعبة فأفضلها قول: لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإيمان
“Iman memiliki lebih dari 70 cabang dan yang paling afdhal/tinggi adalah ucapan لا إله إلا الله dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan rasa malu adalah bagian dari iman.” [7]
8. Kalimat Tauhid adalah dzikir yang paling afdhal.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
“Dzikir yang paling mulia adalah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ dan doa yang paling afdhal adalah الْحَمْدُ لِلَّهِ. ”
[8]
9. Kalimat tauhid sebab digapainya syafaat Rasul.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَسْعَدَ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ
“Sesungguhnya orang yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ikhlas dari lubuk hatinya.” [9] [10]
10. Kalimat tauhid adalah kunci surga.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui tentang لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله maka dia masuk surga.” [11]
BERSAMBUNG.
——————
[1] HR. Bukhari no.6403 dan Muslim no.2691.
[2] HR. Tirmidzi di dalam Al-Jami’ no.3585 dari hadits Abdillah bin Amru. Dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah 4/7,8 dan beliau berkata: Hadits ini shahih berdasarkan kumpulan riwayatnya.
[3] Al-Musnad 2/213, Jami’ Tirmidzi no. 2639, Sunan Ibnu Majah no.4300 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ no.8095.
[4] Al-Musnad 2/170 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah no.134.
[5] Jami’ Tirmidzi 3590 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Jami’ no.5648.
[6] HR. Bukhari no.6938 dan Muslim no.33, 263.
[7] HR. Bukhari no.9 dan Muslim no.35.
[8] Jami’ Tirmidzi no.3383 dan Sunan Ibnu Majah no. 3800 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Jami’ no.1104.
[9] Shahih Bukhari no.99.
[10] Diringkas dan diterjemahkan dari kitab Kalimat Tauhid لا إله إلا الله hal.15-23 oleh Syaikh DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-‘Abbad
[11] HR. Muslim no.26.
——————
Ingin dapat faidah terbaru baik berupa rekaman kajian, video, tulisan, dan info kajian?
▶️ Ayo Gabung ke Instagram :
https://www.instagram.com/
▶️ Ayo Gabung ke Channel Telegram :
https://telegram.me/
▶️ Ayo Gabung juga ke Fanspage :
https://www.facebook.com/
Silahkan dibagikan kepada teman dan saudara yang lain. Semoga
menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.
Semoga Bermanfaat