RAMADHAN TELAH MENINGGALKAN KITA*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
[ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ]
[ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا ]
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلاً۬ سَدِيدً۬ا (٧٠) يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا (٧١)
أَمَّا بَعْدُ :
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ .
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الله أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
Tiada kata indah di hari yang penuh makna ini melainkan puji syukur kepada Allah ta’ala yang telah banyak menganugerahkan kepada kita karunia dan nikmat-Nya, terutama nikmat Islam dan Iman serta nikmat kebahagiaan dapat melaksanakan ibadah sebulan penuh di bulan yang penuh berkah, bulan suci Ramadhan. Semoga Allah ta’ala menerima semua amal ibadah kita.
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
Ramadhan telah meninggalkan kita, kekasih yang sebulan penuh menemani kehidupan kita telah berpisah. Namun perlu kita ketahui dan kita yakini bahwa Ramadhan bukan akhir dari segalanya. Ramadhan adalah madrasah, tempat pengemblengan/pelatihan yang banyak memberikan pelajaran dan bekal berharga bagi kita untuk mengarungi bahtera kehidupan dunia yang fana ini. Oleh karena itu, marilah sejenak kita bersama-sama merenungkan pelajaran-pelajaran berharga tersebut, agar hari raya kita ini penuh dengan makna.
1. Bulan Ramadhan mengingatkan kita kembali kepada hikmah dan tujuan mulia dari diciptakannya manusia, yaitu beribadah dan mentauhidkan Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).
Dengan berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti kita berhenti dari beribadah kepada Allah ta’ala, karena kita bukan menyembah bulan Ramadhan namun kita menyembah Allah ta’ala yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Ramadhan boleh meninggalkan kita, tapi kita tidak boleh meninggalkan ibadah kepada Allah yang telah banyak memberikan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepada kita. Allah ta’ala berfirman:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ(3)الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَءَامَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy : 3-4)
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
Ibadah tidak mengenal waktu dan tempat, bahkan seorang muslim wajib beribadah hingga maut menjemputnya. Allah ta’ala berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr : 99)
Dan perlu kita ketahui bahwa ibadah sangat amat luas maknanya. Ibadah adalah setiap hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah ta’ala baik berupa ucapan maupun perbuatan yang lahir maupun yang batin. Dan ibadah haruslah dipersembahkan hanya kepada Allah ta’ala dan haruslah sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah : 4)
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi : 110)
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
2. Bulan Ramadhan melatih seorang muslim untuk selalu muraaqabatullah (merasa selalu diawasi oleh Allah ta’ala). Ketika seorang muslim berpuasa di siang hari di bawah sengatan terik matahari, mungkin dengan mudahnya dia membatalkan puasanya tanpa diketahui oleh manusia. Namun karena dia merasa dan meyakini bahwa Allah senantiasa melihat dan mengawasinya maka diapun takut untuk melanggar perintah-Nya. Allah ta’ala berfirman:
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid : 4)
Allah ta’ala bersemayam di atas Arsy, di atas langit yang ketujuh, namun Dia mengetahui apa yang kita lakukan dan Dia mendengar apa yang kita ucapkan. Jika seorang muslim telah memiliki sifat muraaqabatullah maka dia akan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan dia akan selalu menyandang predikat sebagai orang-orang yang bertakwa, yang merupakan tujuan utama diwajibkannya puasa Ramadhan. Allah ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 183)
Seorang muslim tidak akan mungkin bisa meraih predikat takwa melainkan dengan muraaqabatullah.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimana saja kalian berada” .
Dan seorang ulama salaf (terdahulu) pernah berpesan: “Silahkan anda berbuat maksiat, namun ditempat yang tidak bisa dilihat oleh Allah”. Tentunya tidak ada satu tempat pun yang tersembunyi bagi-Nya. Allah ta’ala berfirman:
لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ
“Tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah.” (QS. Al-Mukmin : 16)
Dengan sikap muraaqabatullah inilah seorang muslim akan terhindar dari berbuat kemaksiatan dan kejahatan dengan segala bentuknya di kesepian maupun keramaian. Dan masyarakat akan merasakan ketentraman, ketenangan, dan kedamaian.
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
3. Bulan Ramadhan mendidik kaum muslimin untuk memakmurkan masjid Allah dengan aktivitas ibadah dari shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, berdzikir, bermajlis ilmu dan lain sebagainya dari ibadah-ibadah yang disyariatkan. Diantara pemandangan indah yang bisa disaksikan di bulan Ramadhan adalah makmurnya masjid-masjid dengan kaum muslimin yang melaksanakan ibadah kepada Allah. Namun sangat disayangkan dan sangat menyedihkan, ketika Ramadhan telah berakhir masjid kembali sepi dari jamaahnya. Padahal banyak keutamaan yang Allah dan Rasul-Nya sediakan bagi mereka yang mau memakmurkan masjid dengan ibadah, diantaranya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari yang tidak ada naungan pada hari itu, yaitu (diantaranya) seorang yang hatinya bergantung kepada masjid…”
Dan beliau bersabda: “Shalatnya seseorang dengan berjamaah (di masjid) dilipatgandakan pahalanya sebanyak dua puluh lima kali daripada shalatnya di rumahnya dan di pasarnya. Yang demikian itu, apabila seseorang telah berwudhu dengan baik, kemudian dia keluar ke masjid, dan tidaklah yang mengeluarkannya kecuali shalat, maka tidaklah dia melangkah satu langkah kecuali akan diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Apabila dia telah selesai shalat, maka malaikat senantiasa mendoakannya selama dia masih di tempat shalatnya : Ya Allah berilah shalawat atasnya dan rahmatilah dia. Dan senantiasa dia (mendapatkan pahala) shalat selama dia menunggu shalat”.
Dan beliau juga bersabda: “Tidaklah sekelompok manusia berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), mereka membaca Al-Qur’an dan saling mempelajari Al-Qur’an, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan memuji mereka dihadapan makhluk-Nya yang mulia”.
Memakmurkan masjid merupakan ciri orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah : 18)
Ma’asyiral Muslimin –rahimani wa rahimakumullah- …
4. Bulan Ramadhan menanamkan kesabaran dalam diri seorang muslim, kesabaran dalam menghadapi musibah, kesabaran dalam menjalankan ibadah, dan kesabaran dalam menahan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
Kesabaran merupakan hal terpenting dalam kehidupan seorang manusia khususnya seorang muslim. Terlebih lagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin”. Dan beliau juga bersabda: “Surga dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci” . Seorang muslim yang menginginkan surga Allah yang penuh dengan kenikmatan harus benar-benar bersabar dalam meraihnya. Bahkan kesabaran merupakan bagian dan ciri hidup seorang mukmin sejati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh istimewa perkara seorang mukmin semua perkaranya baik, dan hal itu tidak didapati melainkan pada diri seorang mukmin. Jika dia ditimpa kesenangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika dia ditimpa kesusahan dia bersabar dan itu baik baginya” .
Oleh karena pentingnya sabar inilah Allah menurunkan banyak ayat dalam Al-Qur’an tentangnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahmad –rahimahullahu-: “Allah ta’ala menyebutkan tentang sabar di dalam Al-Qur’an di dalam 90 tempat”.
Diantaranya adalah firman-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali-Imran : 200)
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(155)الَّذِين
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah : 155-157)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketahuilah bahwa kedudukan sabar dalam iman (seseorang) bagaikan kedudukan kepala dalam jasad manusia, jika kepala diputus maka jasad akan mati”.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الله أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Inilah sekilas pelajaran dan buah berharga yang bisa dipetik dari bulan Ramadhan yang telah meninggalkan kita. Semoga Allah ta’ala mempertemukan kita kembali dengan bulan suci Ramadhan pada tahun-tahun yang akan datang dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya hingga akhir hayat kita. Dan semoga Allah menerima semua amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita serta mengabulkan doa kita. Amin
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
————————–
*Ini adalah transkrip dari Khutbah Iedul Fitri pada tahun 1429 H / 2008 M yang disampaikan oleh Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. hafizhahullah