AQIDAH IMAM SUFYAN ATS-TSAURI
AQIDAH IMAM SUFYAN ATS-TSAURI RAHIMAHULLAHU*
(Wafat Tahun 161 H)
Syu’aib bin Harb berkata: Aku berkata kepada Abu Abdillah Sufyan bin Said Ats-Tsauri: Ajarkanlah kepadaku tentang As-Sunnah (aqidah) yang Allah akan memberikan manfaat kepadaku dengannya. Apabila aku menghadap kepada Allah (pada hari kiamat) dan Dia bertanya kepadaku: Darimana engkau mengambil aqidah ini? Aku akan mengatakan: Wahai Rabbku, yang mengajariku aqidah ini adalah Sufyan Ats-Tsauri dan aku menerimanya. Maka aku akan selamat dan engkau akan diminta pertanggungjawaban.
Sufyan berkata: Wahai Syu’aib, ini adalah penegasan (tentang aqidah) maka tulislah:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang
1. Al-Quran adalah kalamullah bukan makhluk, dari-Nya berasal dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa yang menyelisihi hal ini, maka dia kafir.
2. Iman adalah ucapan, perbuatan dan niat, bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Tidaklah cukup ucapan tanpa perbuatan dan tidak cukup ucapan dan perbuatan tanpa niat. Dan tidak cukup ucapan, perbuatan, dan niat tanpa mengikuti sunnah.
Syu’aib berkata: Wahai Abu Abdillah, bagaimana mengikuti As-Sunnah? Sufyan berkata:
3. Mengutamakan Asy-Syaikhain Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma. Wahai Syu’aib, tidak akan bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau mengutamakan Utsman dan Ali radhiyallahu ‘anhuma daripada orang-orang yang datang setelah mereka.
4. Wahai Syu’aib bin Harb, tidak akan bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau tidak menvonis seorangpun dengan surga dan neraka kecuali bagi 10 orang (sahabat nabi radhiyallahu ‘anhum) yang telah dijanjikan (masuk Surga) oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan semuanya dari Quraisy.
5. Wahai Syu’aib bin Harb, tidak akan bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau berpendapat bahwa mengusap Al-Khuffain (sepatu dari kulit yang menutupi kedua mata kaki) tanpa melepaskannya lebih benar (sunnah) daripada engkau mencuci kedua kakimu.
6. Wahai Syu’aib bin Harb, tidak akan bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau meyakini bahwa melirihkan bacaan (بسم الله الرحمن الرحيم) pada waktu shalat lebih utama daripada engkau menjaharkannya.
7. Wahai Syu’aib bin Harb, tidak akan bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang jelek, yang manis maupun yang pahit, dan itu semuanya dari Allah. Wahai Syu’aib bin Harb, demi Allah apa yang diucapkan oleh kelompok Qadariyah itu tidak pernah dikatakan oleh Allah, para malaikat, para nabi, para penghuni surga, para penghuni neraka, bahkan tidak pernah dikatakan oleh saudara mereka Iblis -semoga Allah melaknatnya-.
Allah berfirman:
أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah ‘yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jâtsiyah: 23)
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At-Takwîr: 29)
Para Malaikat berkata:
قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 32)
Nabi Musa alaihissalam berkata:
تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهۡدِي مَن تَشَآءُۖ
“Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki.”
(QS. Al-A’râf : 155)
Nabi Nuh alaihissalam berkata:
وَلَا يَنفَعُكُمۡ نُصۡحِيٓ إِنۡ أَرَدتُّ أَنۡ أَنصَحَ لَكُمۡ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغۡوِيَكُمۡۚ هُوَ رَبُّكُمۡ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
“Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika Aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Hûd: 34)
Nabi Syu’aib alaihissalam berkata:
وَمَا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّعُودَ فِيهَآ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّنَاۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيۡءٍ عِلۡمًاۚ
“Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-A’râf: 89)
Para penghuni surga berkata:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ
“Segala puji bagi Allah yang Telah menunjuki kami kepada (surga) ini. dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (QS. Al-A’râf: 43)
Para penghuni api neraka berkata:
قَالُواْ رَبَّنَا غَلَبَتۡ عَلَيۡنَا شِقۡوَتُنَا وَكُنَّا قَوۡمٗا ضَآلِّينَ
“Ya Tuhan kami, kami Telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Mukminûn: 106)
Berkata saudara mereka (Qadariyah), yaitu Iblis -semoga laknat Allah atasnya-:
رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي
“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat.” (QS. Al-Hijr: 39)
8. Wahai Syu’aib, tidak bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau berpendapat (diwajibkannya) shalat di belakang (pemimpin) yang baik maupun yang jelek. Berjihad (di belakang pemimpin kaum muslimin) berlaku sampai hari kiamat serta bersabar di bawah bendera mereka yang zhalim maupun yang adil. Syu’aib berkata: Wahai Abu Abdillah, apakah semua shalat? Sufyan berkata: Tidak, akan tetapi shalat jumat dan shalat Idul Fitri serta Idul Adha. Shalatlah di belakang (pemimpin) yang engkau jumpai. Adapun shalat yang lainnya, maka terserah kepadamu. Dan jangan engkau shalat melainkan di belakang orang yang engkau percayai dan engkau mengetahui bahwa dia dari Ahlussunnah wal Jamaah.
Wahai Syu’aib bin Harb, apabila engkau berjumpa dengan Allah (pada hari kiamat) dan Dia bertanya kepadamu tentang aqidah di atas, maka jawablah: Wahai Rabbku, yang mengajariku aqidah ini adalah Sufyan bin Said Ats-Tsauri. Kemudian tinggalkan aku dengan Rabbku.
Link PDF:
———————
[*] Diterjemahkan oleh Abu Nafisah Abdurrahman Thoyyib dari kitab Syarhu Ushûl I’tiqâd Ahlussunnah Wa Al-Jamâah Min Al-Kitâb Wa As-Sunnah Wa Ijmâ’ Ash-Shahâbah Wa At-Tâbi’în Min Ba’dihim 1/170-173 oleh Imam Al-Lalikai (Wafat 418 H) tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’ad bin Hamdan Al-Ghamidi cetakan Keenam Dâr Thayyibah, Riyadh – Arab Saudi.