MENYELAMI SAMUDRA KALIMAT TAUHID لا إله إلا الله (Edisi 12)
Penjelasan Syarat-Syarat لا إله إلا الله (Bagian 1)*
1. Ilmu
Memahami makna لا إله إلا الله baik secara peniadaan ataupun penetapan. Dan ini menafikan kejahilan tentangnya. Allah berfirman:
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُ ۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq selain Allah” (QS. Muhammad : 19)
Allah berfirman:
إِلَّا مَن شَہِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ
“Melainkan yang bersaksi dengan kebenaran (yaitu dengan لا إله إلا الله) dan mereka mengetahui (dengan hati mereka apa yang mereka ucapkan dengan lisan mereka)” (QS. Az-Zukhruf : 86)
Allah berfirman:
شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُ ۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَأُوْلُواْ ٱلۡعِلۡمِ قَآٮِٕمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَڪِيمُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Dia yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada sesembahan yang haq melainkan Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran : 18)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من مات وهو يعلم أنه لا إله إلا الله دخل الجنة
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia maka dia masuk surga.” (HR. Muslim)
2. Yakin
Keyakinan yang menafikan keraguan. Maksudnya orang yang mengucapkan kalimat tauhid dia harus yakin dengan kandungan kalimat tauhid tersebut dengan seyakin-yakinnya. Karena tidak bermanfaat bagi keimanan melainkan ilmu yakin bukan ilmu praduga. Bagaimana kalau dimasuki keraguan?
Allah berfirman:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ وَجَـٰهَدُواْ بِأَمۡوَٲلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلصَّـٰدِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat : 15)
Allah mensyaratkan bagi kebenaran iman mereka kepada Allah dan Rasul untuk mereka tidak ragu. Adapun yang ragu maka dia termasuk orang-orang munafik, ‘iyaadzan billah. Allah berfirman tentang orang-orang munafik:
إِنَّمَا يَسۡتَـٔۡذِنُكَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَٱرۡتَابَتۡ قُلُوبُهُمۡ فَهُمۡ فِى رَيۡبِهِمۡ يَتَرَدَّدُونَ
“Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.” (QS. At-Taubah : 45)
Di dalam shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أشهد أن لا إله إلا الله وأني رسول الله لا يلقى الله بهما عبد غير شاك فيهما إلا دخل الجنة
“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu Allah dengan membawa kedua persaksian tersebut tanpa ada keraguan di dalamnya melainkan dia masuk surga.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mensyaratkan kepada orang tersebut jika mau masuk surga agar dia yakin terhadap makna kalimat tauhid dan tidak ragu. Jika persyaratannya tidak ditunaikan maka tidak janji yang diberikan.
BERSAMBUNG.
——————
(*) Diringkas dan diterjemahkan dari kitab Ma’aarijul Qabul 1/419-424 oleh Syaikh Hafidz bin Ahmad Al-Hakami.
——————
Ingin dapat faidah terbaru baik berupa rekaman kajian, video, tulisan, dan info kajian?
▶ Ayo Gabung ke Instagram :
https://www.instagram.com/
▶ Ayo Gabung ke Channel Telegram :
https://telegram.me/
▶ Ayo Gabung juga ke Fanspage :
https://www.facebook.com/
Silahkan dibagikan kepada teman dan saudara yang lain. Semoga
menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.
Semoga Bermanfaat