MENYELAMI SAMUDRA KALIMAT TAUHID لا إله إلا الله (Edisi 14)
Penjelasan Syarat-Syarat لا إله إلا الله (Bagian 3)*
Diantara syarat لا إله إلا الله adalah:
5. Jujur
Kejujuran yang menafikan kedustaan, yaitu dia mengucapkan kalimat tauhid dengan penuh kejujuran dari lubuk hatinya yang terdalam. Hatinya menyatu dengan lisannya. Allah berfirman:
الٓمٓ (١) أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ (٢) وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَ
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabuut : 1-3)
Allah berfirman tentang keadaan orang-orang munafik yang mengucapkan kalimat tauhid dengan kedustaan:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ (٨) يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ (٩) فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ۬ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضً۬اۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ (١٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ
“Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah : 8-11)
Betapa seringnya Allah menyebutkan keadaan orang-orang munafik, mengulang-ulangnya, membongkar kedok mereka serta menelanjangi aib-aib mereka di dalam banyak ayat-ayat-Nya. Diantaranya di dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa’, Al-Anfaal, At-Taubah, dan surat Al-Munafikin dan lain-lain. Di dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسول الله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار
“Tidaklah seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dengan kejujuran dari lubuk hatinya melainkan Allah haramkan baginya neraka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Rasul mensyaratkan orang itu selamat dari api neraka jika dia mengucapkan kalimat tauhid dengan jujur dari hatinya. Maka tidak bermanfaat sekedar mengucapkan kalimat tauhid tanpa kejujuran dalam hati.
6. Ikhlas
Yaitu memurnikan amal perbuatan dari segala kotoran syirik. Allah berfirman:
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (QS. Az-Zumar : 3)
Allah berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٲلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَسْعَدَ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ.
“Sesungguhnya orang yang paling berbahagia dengan syafaatku pada hari kiamat kelak adalah orang yang mengatakan
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ikhlas dari dalam lubuk hatinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Cinta
Mencintai kalimat tauhid, kandungannya, maknanya, mencintai orang yang berpegang teguh dengannya serta yang menjalankan syarat-syaratnya dan membenci orang yang menyimpang darinya.
Allah berfirman:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادً۬ا يُحِبُّونَہُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبًّ۬ا لِّلَّهِۗ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.”
(QS. Al-Baqarah : 165)
Allah ta’ala mengabarkan bahwa hamba-hamba-Nya yang beriman adalah orang yang paling cinta kepada Allah. Hal ini dikarenakan mereka tidak menyekutukan Allah dengan yang lain dalam kecintaan. Sebagaimana orang-orang musyrikin yang mengaku-ngaku beriman yang menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, mereka mencintainya seperti mereka mencintai Allah. Tanda seseorang cinta kepada Allah adalah didahulukannya kecintaan kepada Allah meski menyelisihi hawa nafsunya. Dan dia membenci apa yang Allah benci meski hawa nafsunya condong kepadanya. Dia berloyalitas kepada orang yang berloyalitas kepada-Nya dan dia memusuhi orang yang memusuhi-Nya, dia mengikuti rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menapaki jejak beliau dan menerima petunjuknya**.
SELESAI.
——————
(*) Diringkas dan diterjemahkan dari kitab Ma’aarijul Qabul 1/419-424 oleh Syaikh Hafidz bin Ahmad Al-Hakami.
(**) Lihat juga kitab Kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallahu hal 25-34 oleh Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr.
——————
Ingin dapat faidah terbaru baik berupa rekaman kajian, video, tulisan, dan info kajian?
▶ Ayo Gabung ke Instagram :
https://www.instagram.com/
▶ Ayo Gabung ke Channel Telegram :
https://telegram.me/
▶ Ayo Gabung juga ke Fanspage :
https://www.facebook.com/
Silahkan dibagikan kepada teman dan saudara yang lain. Semoga
menjadi pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak.
Semoga Bermanfaat