AQIDAH IMAM ABUL HASAN AL-ASYARI TENTANG DIMANA ALLAH
– Imam Abul Hasan Al-Asy’ari (meninggal tahun 324 H) rahimahullahu berkata di dalam kitab beliau yang berjudul Risalah Ila Ahli Tsaghar hal.231-234 dengan tahqiq Abdullah Syakir Muhammad Junaidi: Ijma’ kesembilan…para ulama sepakat bahwa Allah ta’ala di atas langit-Nya, di atas ‘arsy-Nya bukan di bumi. Dan dalil tentang hal ini adalah firman Allah:
ءَأَمِنتُم مَّن فِى ٱلسَّمَآءِ أَن يَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu. (QS. Al-Mulk : 16)
إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّـٰلِحُ يَرۡفَعُهُۚ
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. (QS. Fathir : 10)
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ
(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang tinggi di atas ‘Arsy (QS. Thaha : 5)
Dan bukanlah makna istawa itu istaula (menguasai) sebagaimana yang dikatakan oleh kelompok Qadariyah. Hal ini dikarenakan Allah senantiasa menguasai segala sesuatu (bukan hanya ‘arsy).
– Beliau juga berkata di dalam kitab beliau yang berjudul Maqoolaat Al-Islaamiyyin 1/345 dengan tahqiq Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid: Inilah ucapan ahli hadits dan sunnah … bahwasanya Allah subhanahu di atas ‘arsy-Nya, sebagaimana Allah berfirman:
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ
(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang tinggi di atas ‘Arsy (QS. Thaha : 5)
Dan beliau berkata: Inilah yang diseru oleh ahli hadits dan sunnah, yang mereka berpegang teguh serta berpendapat dengannya. Dan kami mengatakan seperti apa yang telah kami nukilkan dari mereka dan kami pun berpendapat seperti yang mereka ucapkan. (Maqoolaat Al-Islamiyyin hal.350)
– Beliau juga berkata di dalam kitab beliau yang berjudul Al-Ibanah ‘an ushul ad-diyanah hal.46-50 dengan ta’liq Abdullah Mahmud Muhammad Umar: Jika ada orang yang bertanya kepadamu: Apa pendapat anda tentang istiwa’? Maka kami katakan kepadanya bahwa Allah tinggi di atas ‘arsy-Nya. Sebagaimana Allah berfirman:
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ
(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang tinggi di atas ‘Arsy (QS. Thaha : 5)
Dan Allah menceritakan tentang ucapan Fir’aun:
وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ يَـٰهَـٰمَـٰنُ ٱبۡنِ لِى صَرۡحً۬ا لَّعَلِّىٓ أَبۡلُغُ ٱلۡأَسۡبَـٰبَ (٣٦) أَسۡبَـٰبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰٓ إِلَـٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُ ۥ ڪَـٰذِبً۬اۚ
Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta. (QS. Ghafir : 36-37)
Fir’aun mendustakan Nabi Musa yang mengatakan bahwa Allah ada di atas langit.
Kelompok Mu’tazilah, Jahmiyah dan Haruriyah (Khawarij) mengatakan bahwa makna:
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ
(istawa adalah istaula/ menguasai dan bahwsanya Allah ada dimana-mana. Mereka mengingkari bahwa Allah ada di atas asry-Nya sebagaimana yang dikatakan oleh ahlul haq (kelompok yang benar).