[Serial Aqidah #6] AQIDAH IMAM ABUL HASAN AL-ASY’ARI (edisi 1)
Aqidah Imam Abul Hasan Al-‘Asya’ari rahimahullahu[1]
Imam Abul Hasan Al-Asy’ari rahimahullahu berkata:
Inilah kumpulan aqidah ahlul hadits dan sunnah:
1. Beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya.
2. Dan beriman kepada apa yang datang dari Allah serta yang diriwayatkan oleh para perawi terpercaya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak menolak sedikitpun hal tersebut.
3. Dan bahwasanya Allah adalah sesembahan yang Esa, tunggal, yang manusia bergantung kepada-Nya. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia dan Dia tidak memiliki istri maupun anak.
4. Dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
5. Dan sesungguhnya surga itu haq (benar adanya), neraka itu haq, hari kiamat itu akan terjadi tidak ada keraguan kepadanya dan bahwasanya Allah membangkitkan orang-orang yang telah dikubur.
6. Dan bahwasanya Allah tinggi di atas arsy-Nya, sebagaimana yang telah Allah firmankan:
ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ
(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang tinggi di atas ‘Arsy. (QS. Thaha : 5)
7. Dan bahwasanya Allah memiliki kedua tangan dan dilarang kita membayangkannya, sebagaimana Allah berfirman:
لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَىَّۖ
yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. (QS. Shaad : 75)
بَلۡ يَدَاهُ مَبۡسُوطَتَانِ
Tetapi kedua tangan Allah terbuka. (QS. Al-Maidah : 64)
8. Dan bahwasanya Allah memiliki kedua mata dan dilarang untuk kita membayangkannya, sebagaimana Allah berfirman:
تَجۡرِى بِأَعۡيُنِنَا
Yang berlayar dengan mata Kami. (QS. Al-Qamar : 14)
9. Dan bahwasanya Allah memiliki wajah, sebagaimana yang dia firmankan:
وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَـٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
Dan tetap kekal wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahman : 27)
10. Dan tidak boleh kita mengatakan bahwa nama Allah itu adalah selain Allah seperti yang dikatakan oleh kelompok Mu’tazilah dan Jahmiyah.
11. Dan mengimani bahwasanya Allah memiliki ilmu sebagaimana yang Allah firmankan:
أَنزَلَهُ ۥ بِعِلۡمِهِ
Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya. (QS. An-Nisaa’ : 166)
وَمَا تَحۡمِلُ مِنۡ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلۡمِهِۚ
Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. (QS. Fathiir : 11)
12. Mereka menetapkan sifat pendengaran dan penglihatan bagi Allah dan tidak menafikannya seperti kelompok Mu’tazilah.
13. Mereka menetapkan sifat kekuatan bagi Allah, sebagaimana yang telah Allah firmankan:
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِى خَلَقَهُمۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡہُمۡ قُوَّةً۬ۖ
Dan Apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka?. (QS. Fushshilat : 15)
14. Mereka mengatakan: Tidak ada satu pun yang ada diatas muka bumi ini dari kebaikan ataupun kejelekan kecuali dengan kehendak Allah. Segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak Allah, sebagaimana Allah berfirman:
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (QS. At-Takwiir : 29)
Dan sebagaimana yang dikatakan oleh kaum muslimin: Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki tidak mungkin terjadi. Dan mereka berkata: Tidak ada seorang pun yang mampu melakukan sesuatu sebelum dia melakukannya atau tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari ilmu Allah atau (tidak mungkin) dia berbuat sesuatu yang di dalam ilmu Allah dia tidak melakukannya.
Dan mereka mengikrarkan bahwa tidak ada yang menciptakan kecuali Allah dan bahwasanya kejelekan-kejelakan hamba itu diciptakan Allah. Dan semua perbuatan hamba itu Allah yang menciptakannya. Dan hamba tidak bisa untuk menciptakan sedikitpun dari perbuatannya. Dan Allah memberikan taufik kepada orang-orang yang beriman untuk taat kepada-Nya. Dan Dia mencampakkan orang-orang kafir namun menyayangi orang-orang beriman. Dia memperhatikan orang-orang beriman, memperbaiki keadaan mereka serta memberi hidayah kepada mereka. Tapi Allah tidak menyayangi orang-orang kafir serta tidak memperbaiki keadaan mereka dan tidak pula memberi hidayah kepada mereka. Seandainya Allah memperbaiki keadaan mereka maka mereka akan menjadi orang-orang shalih dan seandainya Allah memberikan hidayah kepada mereka maka mereka akan menjadi orang yang mendapat petunjuk. Dan sesungguhnya Allah mampu untuk memperbaiki orang-orang kafir dan menyayangi mereka hingga menjadi orang-orang yang beriman. Akan tetapi Allah tidak menghendaki untuk memperbaiki mereka dan menyayangi mereka hingga menjadi orang-orang yang beriman. Akan tetapi Allah menghendaki agar mereka menjadi orang-orang kafir, sebagaimana yang Dia ketahui. Allah mencampakkan mereka, menyesatkan mereka dan menutup hati mereka.
Dan bahwasanya kebaikan dan kejelekan itu dengan takdir Allah. Mereka beriman kepada takdir Allah yang baik maupun yang jelek, yang manis maupun yang pahit. Dan mereka beriman bahwa mereka tidak memiliki bagi diri mereka kemanfaatan maupun kemadharatan kecuali dengan kehendak Allah, sebagaimana yang telah Allah firmankan. Mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah. Mereka selalu merasa butuh kepada Allah di setiap waktu dan keadaan.
15. Mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullahu bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan bacaan Al-Qur’an-ku itu makhluk atau bukan makhluk maka dia adalah ahli bid’ah. Tidak boleh mengatakan bacaan Al-Qur’an-ku makhluk atau bukan makhluk.
BERSAMBUNG..
——————————–
[1] Diterjemahkan dari kitab Maqaalaat Al-Islamiyyin 1/345-350 oleh Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dengan tahqiq Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid.