URGENSI MANHAJ DALAM MENGGAPAI KEJAYAAN UMAT
Urgensi Manhaj Dalam Menggapai Kejayaan Umat[1]
1. Apakah yang dimaksud dengan manhaj?
– Manhaj secara umum adalah metode atau jalan yang ditempuh oleh seorang muslim dalam beragama.
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidzahullahu berkata: Manhaj itu lebih umum daripada aqidah. Manhaj itu bisa dalam masalah aqidah, perilaku, akhlak, mu’amalah dan dalam segala bidang kehidupan muslim. Setiap jalan/metode yang ditempuh oleh seorang muslim dinamakan manhaj.[2]
– Adapun manhaj secara khusus adalah metode seorang da’i dalam berdakwah di jalan Allah.
Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullahu berkata: Manhaj adalah jalan yang ditempuh oleh penuntut ilmu dalam berdakwah di jalan Allah. Inilah yang dimaksud dengan manhaj.[3]
2. Apakah semua manhaj yang ada ditengah-tengah kaum muslimin itu benar semua?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة، قيل: من هي يا رسول الله؟ قال: من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي
Umat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Rasul pun ditanya : Wahai Rasulullah, siapakah yang selamat itu ? Beliau menjawab : Yang berada di atas jalan (manhaj) ku dan jalan (manhaj) para sahabatku. (HR. Tirmidzi dan selainnya)
3. Apakah wajib memperingatkan umat dari manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj salaf?
Syaikh Shalih bin Fauzan hafidzahullahu menjawab: Ya, wajib untuk kita memperingatkan umat dari manhaj-manhaj yang menyelisihi manhaj salaf. Ini termasuk nasihat untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin.[4]
4. Apa manhaj yang benar dalam menggapai kejayaan umat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (sejenis riba) dan kalian tamak kepada pertanian dan pertenakan serta kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian dan tidak akan Allah cabut dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian. (HSR. Abu Daud)
Syaikh Al-Albani di dalam kitabnya At-Tasfiyah wa At-Tarbiyah menjelaskan bahwa “kembali kepada agama kalian” itu akan tewujud dengan dua perkara: Tashfiyah dan Tarbiyah.
5. Jelaskan makna dari tashfiyah dan tarbiyah !
– Tashfiyah adalah memurnikan Islam dari kotoran yang menempel di dalamnya baik kotoran syirik, khurafat, bid’ah dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang.
– Tarbiyah adalah mendidik umat Islam di atas tauhid dan sunnah berdasarkan Al-Qur’an, hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.[5]
6. Apa dalil dari tashfiyah dan tarbiyah?
Allah berfirman:
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلۡأُمِّيِّـۧنَ رَسُولاً۬ مِّنۡہُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَكِّيہِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ۬
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah : 2)
7. Apa urgensi manhaj dalam menggapai kejayaan umat?
– Manhaj yang benar menyatukan umat. Allah berfirman:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran : 103)
Syaikh Shalih bin Fauzan berkata: Tidak mungkin ada persatuan dengan adanya perbedaan manhaj dan aqidah…Orang-orang yang ingin menyatukan manusia di atas kerusakan aqidah dan perbedaan manhaj merupakan orang-orang yang melakukan suatu yang mustahil. Karena menyatukan dua hal yang bertentangan itu mustahil.[6]
– Manhaj yang benar akan mendapatkan pertolongan Allah. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad : 7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم خذلان من خذلهم حتى تقوم الساعة
Senantiasa sekelompok dari umatku mendapatkan pertolongan, tidaklah memadharatkan mereka celaaan orang yang mencela mereka hingga datangnya hari kiamat (HSR. Ibnu Majah)
– Manhaj yang benar akan mengantarkan kepada kepemimpinan di atas muka bumi.
– Manhaj yang benar akan mengokohkan umat Islam.
– Manhaj yang benar akan membawa kepada keamanan. Allah berfirman:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ ڪَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَہُمُ ٱلَّذِى ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّہُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنً۬اۚ يَعۡبُدُونَنِى لَا يُشۡرِكُونَ بِى شَيۡـًٔ۬اۚ وَمَن ڪَفَرَ بَعۡدَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nuur : 55)
– Manhaj yang benar akan membawa kemenangan. Allah berfirman:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُ ۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُ ۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (QS. Ash-Shaf : 9).
——————————————-
[1] Ditulis oleh Abu Nafisah Abdurrahman Thoyyib.
[2] Al-Ajwibah Al-Mufiidah ‘an As ilah Al-Manaahij Al-Jadiidah hal.75.
[3] Al-Fatawa Al-Jaliyah ‘an Al-Manaahij Ad-Da’awiyah hal.8.
[4] Al-Ajwibah Al-Mufiidah hal.88-89.
[5] Lihat kitab At-Tashfiyah Wa At-Tarbiyah oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi.
[6] Al-Ajwibah Al-Mufiidah hal.142, 144.