SALAF MENAFSIRKAN LAA ILAAHA ILLALLAH
Salah Menafsirkan Laa Ilaaha Illallah
Oleh: Syaikh Abdul Aziz Al-Rayyis hafidzahullahu[1]
Diantara kesalahan yang beredar dimana-mana adalah menafsirkan/mengartikan/menerjemahkan kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah dengan tidak ada (Tuhan) pencipta kecuali Allah atau Tidak ada yang mampu menciptakan kecuali Allah.
Ini adalah penafsiran yang keliru serta menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini dikarenakan Allah mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang kafir Quraisy mengikrarkan bahwa Allah adalah yang menciptakan, yang memberi rezeki serta yang mengatur. Sebagaimana yang telah Allah firmankan:
وَلَٮِٕن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۚ
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka (orang-orang kafir Quraisy) : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” tentu mereka akan menjawab: “Allah”. (QS. Lukman : 25)
Seandainya makna kalimat tauhid itu tidak ada pencipta kecuali Allah atau tidak ada yang mampu menciptakan kecuali Allah maka (otomatis) mereka sudah menjadi orang-orang yang beriman dan mereka tidak akan enggan untuk mengucapkannya serta tidak menganggapnya sesuatu yang aneh. Sebagaimana yang telah Allah firmankan tentang mereka:
أَجَعَلَ ٱلۡأَلِهَةَ إِلَـٰهً۬ا وَٲحِدًاۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَىۡءٌ عُجَابٌ۬
Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu hanya sesembahan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (QS. Shaad : 5)
Maka arti/terjemahan yang benar dari kalimat tauhid adalah tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah. Dan mengesakan Allah dalam ibadah merupakan sesuatu yang diingkari oleh orang-orang kafir Quraisy. Dan inilah yang dianggap aneh oleh orang-orang kafir Quraisy. Maka inilah makna kalimat tauhid yang sebenarnya.
—————————————–
[1] Diterjemahkan dari telegram Syaikh DR. Abdul Aziz Ar-Rayyis tanggal 18 Februari 2018