AHLUSSUNNAH VS AHLULKALAM
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: Sesungguhnya engkau mendapati Ahlulkalam* selalu (mencla-mencle) berubah-berubah ucapannya, tidak konsisten pada satu ucapan, kadang mengatakan demikian terus dibantah sendiri bahkan mengkafirkan yang mengucapkannya. Ini menunjukkan akan ketidak yakinannya.
Sesungguhnya keimanan sebagaimana yang dikatakan oleh Kaisar (raja Romawi) ketika bertanya kepada Abu Sufyan tentang para sahabat Radhiyallahu ‘anhum yang masuk Islam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: apakah ada salah seorang dari mereka murtad dari agamanya dalam keadaan murka kepadanya? Abu Sufyan menjawab: Tidak. Kaisar menjawab: itulah keimanan jika telah merasuk ke dalam relung hati….Adapun ahlussunnah dan hadits maka tidak ada seorangpun dari ulama mereka dan orang shaleh dari awam mereka yang meninggalkan ucapan dan aqidahnya….kesimpulannya: Konsisten dan keistiqamahan yang ada pada ahli hadits dan Sunnah berlipat-lipat ganda jika dibandingkan dengan ahli Kalam dan filsafat. (Majmu’ Fatawa 4/50-51)
Ya mungkin ini salah satu sebab “orang” itu mencla-mencle, karena belajar di sekolah Ahlul Kalam. Loh katanya tidak boleh mencari kebenaran dari siapa saja?! Mencla-Mencle lagi (Bukan Mencla-Mencle tapi “multitafsir” katanya)…Na’udzu billahi min dzalika.
————————————-
* Mereka adalah orang-orang yang menetapkan aqidah hanya berlandaskan akal semata.