JIKA RAKYAT BAIK, PEMIMPIN AKAN BAIK*
- Diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dari Manshur bin Al-Aswad, dia berkata: Aku bertanya kepada Al-A’masy tentang firman Allah:
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Demikianlah Kami kuasakan sebagian orang zhalim atas sebagian yang lain karena perbuatan (zhalim) mereka. (QS. Al-An’âm: 129)
Apa yang engkau dengar dari mereka (para ulama salaf) tentangnya? Beliau menjawab: Aku mendengar mereka mengatakan: Apabila manusia telah rusak maka akan dipimpin oleh orang yang paling jelek dari mereka. [1]
- Imam Ath-Thurthusyi berkata: Aku sering mendengar manusia mengatakan ”Amal perbuatan kalian adalah pemimpin kalian” dan “Kalian akan dipimpin oleh orang yang semisal kalian” hingga aku menemukan makna yang semisal dengan ucapan tersebut di dalam Al-Quran. Allah berfirman:
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Demikianlah Kami kuasakan sebagian orang zhalim atas sebagian yang lain karena perbuatan (zhalim) mereka. (QS. Al-An’âm: 129)
Dan dulu dikatakan “Apa yang engkau ingkari (dari kerusakan) pada zamanmu maka amal perbuatanmulah yang merusaknya”.
Abdul Malik bin Marwan berkata: Wahai rakyat, kalian tidak berbuat adil kepada kami! Kalian menginginkan kami mengikuti jejak Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma, namun kalian sendiri tidak mengikuti jejak mereka berdua?!
Ubaidah As-Salmaani berkata kepada Ali bin Abi Thalib : Wahai Amirul Mukminin, mengapa rakyat sangat taat kepada Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma, namun mereka tidak taat kepada dirimu dan Utsman radhiyallahu ‘anhu? Ali radhiyallahu ‘anhu menjawab: Karena rakyatnya Abu Bakar dan Umar adalah semisalku dan semisal Utsman, sedangkan rakyatku pada hari ini adalah semisal dirimu. [2]
- Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu ketika mendapati manusia mencaci-maki Al-Hajjaj bin Yusuf, maka beliau menasihati mereka dengan mengatakan: Sesungguhnya Al-Hajjaj adalah musibah yang Allah timpakan kepada kalian, maka janganlah kalian lawan dengan pedang. Akan tetapi hadapilah dengan bertaubat dan merendahkan diri kepada Allah. Bertaubatlah, maka kalian akan dicukupi. [3]
Pernah suatu saat Imam Al-Hasan Al-Bashri mendengar seseorang mendoakan kejelekan bagi Al-Hajjaj, maka beliau pun berkata kepada orang tersebut: Jangan engkau lakukan hal itu! Sesungguhnya ini adalah akibat perbuatan kalian. Sesungguhnya aku khawatir jika Al-Hajjaj dilengserkan atau meninggal dunia, maka kalian akan dipimpin oleh monyet-monyet dan babi-babi (orang-orang kafir). Telah viral ucapan “Sesungguhnya perbuatan kalian adalah pemimpin kalian” dan “Kalian akan dipimpin oleh yang semisal kalian”. [4]
- Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: Perhatikanlah hikmah Allah, ketika Dia menjadikan pemimpin manusia itu sesuai dengan amal perbuatan mereka. Bahkan seolah-olah amal perbuatan mereka itu menjelma menjadi pemimpin dan penguasa mereka. Jika mereka lurus/baik maka akan baik pemimpin mereka dan jika mereka berbuat adil maka pemimpin akan berbuat adil. Namun tatkala mereka berbuat curang, maka pemimpin mereka juga akan berbuat curang. [5]
- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata: Demikianlah keadaan para khulafa’ rasyidin (yang sangat baik) di generasi pertama umat ini, yaitu ketika rakyat mereka menegakkan syariat Allah, takut kepada adzab Allah dan mengharapkan pahala dari Allah. Namun ketika rakyat sudah berubah zhalim maka keadaan pemimpin mereka juga berubah. Kalian akan dipimpin oleh orang yang semisal dengan kalian [6]. [7]
[*] Diringkas dari kitab Kamâ Takûnu Yuwalla ‘Alaikum hal. 56–68 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafidzahullahu.
[1] Ad-Durr Al-Mantsûr 3/357 oleh As-Suyuthi.
[2] Sirâju Al-Mulûk 2/467 oleh Ath-Thurthusyi.
[3] Al-Uqûbaat 52 oleh Ibnu Abi Ad-Dunya.
[4] Kasyfu Al-Khafâ’ 1/147 oleh Al-Ajluuni.
[5] Miftâh Dâr As-Sa’âdah 1/253 oleh Ibnu Al-Qayyim.
[6] Adh-Dhiyâ’ Al-Lâmi’ fi Al-Khuthab Al-Jawâmi’ khutbah yang kesepuluh.
[7] Dari kaidah dan nukilan-nukilan di atas ada beberapa faidah berharga yang bisa dipetik:
(1) Adanya pemimpin yang zhalim itu adalah akibat dari kezhaliman rakyat.
(2) Jangan mencela pemimpin muslim atau mendoakan kejelekan baginya atau mengkudetanya.
(3) Reformasi yang benar itu dari bawah bukan dari atas dan ini merupakan sunnatullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika orang membangun rumah dari atapnya sebelum pondasinya, maka atap itu akan jatuh menimpa kepalanya.
(4) Inilah salah satu garis pembeda antara dakwah salafiyah dan dakwah harakiyah hizbiyyah.
(5) Kiat meraih pemimpin yang baik atau kejayaan umat adalah dengan kaum muslimin kembali ke jalan Allah dengan mentauhidkan-Nya serta mengikuti sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau.
(6) Balasan sesuai dengan amal perbuatan.
(7) Kewajiban para ulama dan penuntut ilmu untuk menjelaskan kepada umat sikap adil kepada pemimpin muslim meskipun zhalim dan meluruskan kekeliruan oknum yang selalu mencela dan mengkritik pemimpin di hadapan umum. Bukan malah menjadi provokator.
(8) Para salaf tidak mencla-mencle dalam bersikap kepada pemimpin muslim.
(9) Kaidah diatas bersumber dari wahyu ilahi.
(10) Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai mereka merubah diri mereka (terlebih dahulu).
Link PDF: