ANCAMAN BAGI PENGHINA RASUL SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM DAN SUNNAHNYA
Allah berfirman:
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ
“Sesungguhnya yang membencimu (dan membenci ajaranmu) dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar: 3)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: “Surat Al-Kautsar, Alangkah mulianya surat ini dan alangkah banyak faidahnya meskipun sangat singkat ayat-ayatnya. Inti maknanya bisa diketahui pada akhirnya yaitu bahwasanya:
- Allah memutus segala kebaikan bagi pembenci/penghina Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Allah akan memutus penyebutannya, keluarganya serta hartanya, hingga dia merugi di akhirat.
- Allah akan memutus kehidupannya sehingga dia tidak bisa mengambil manfaat darinya. Orang tersebut juga tidak dapat berbekal amal shalih di dunia untuk akhiratnya.
- Allah memutus hatinya hingga dia tidak bisa memahami kebaikan, tidak dapat mengetahui yang bisa mengenalkan dirinya dengan Allah dan untuk mencintai-Nya, untuk beriman kepada para rasul-rasul-Nya.
- Allah memutus amal perbuatannya hingga dia tidak bisa melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
- Allah memutusnya dari para penolong hingga tidak ada yang menolongnya.
- Allah memutusnya dari semua bentuk pendekatan diri kepada-Nya dan dari amal shalih sehingga dia tidak bisa merasakan kenikmatan dan kelezatannya. Meskipun dia melaksanakannya dengan raganya akan tetapi hatinya terasa hampa.
Inilah balasan bagi orang-orang yang membenci ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menolaknya karena mengikuti hawa nafsunya, ketuanya, syaikhnya, pemimpinnya, atau sesepuhnya. Seperti orang-orang yang membenci ayat-ayat dan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allah. Dia mentakwilkannya dengan takwil yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau dia pahami sesuai dengan pemahamannya atau pemahaman kelompoknya. Atau bahkan dia berangan-angan andaikan ayat-ayat tersebut tidak diturunkan dan tidak pula hadits-hadits tersebut Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan.
Demikian pula yang lebih mengutamakan ucapan manusia dan ilmu/pendapat mereka daripada Al-Quran dan Sunnah. Seandainya dia tidak membenci sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dia tidak akan berbuat demikian.”*
Lalu bagaimana dengan yang nyinyiri seruan Ittiba’ Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?! Bukankah itu juga termasuk menghina atau merendahkan atau meremehkan atau memperolok Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?! Na’udzubillahi min dzalika.
Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya yang membencimu dan membenci apa yang engkau bawa dari petunjuk, kebenaran, keterangan yang jelas, dan cahaya yang terang dialah yang terputus, yang paling sedikit, yang paling hina, dan yang terputus penyebutannya.”**
*Majmu’ Fatawa 16/526-527 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu.
** Tafsir Al-Quran Al-Adzim 8/477.