KAJIAN TERAKHIRKU BERSAMA ASY-SYAIKH AL-‘ALLAMAH ALI BIN HASAN AL-HALABI AL-ATSARI RAHIMAHULLAH
Pada tanggal 5 Rabi’ul Awal 1442 H atau 22 Oktober 2020 M Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ali bin Hasan Al-Halabi rahimahullahu memberikan ceramah singkat dengan judul “Hak Pemimpin Dan Rakyat” lewat Zoom. Beliau berkata (ringkasannya):
Segala puji bagi Allah Rab semesta alam. Semoga semulia-mulia shalawat dan salam yang paling sempurna tercurahkan kepada Nabi kita yang memberi petunjuk dan yang terpercaya, dan kepada keluarga beliau beserta para sahabat beliau semuanya. Amma Ba’du:
Tema tentang pemimpin dan rakyat pada hakikatnya adalah tema yang sangat penting sekali. Dan ini termasuk pembahasan yang sudah paten (dan terang benderang) di manhaj salaf radhiyallahu ‘anhum. Dan aku kira, antum yang hadir disini baik para ustadznya, santrinya dan semua yang hadir meskipun berbeda markaznya dan kedudukan keilmuan serta jabatannya memahami dan mengetahui kedudukannya di dalam manhaj dan aqidah -insya Allah- [1]. Dan hal ini telah dijelaskan oleh Imam Ahmad dan selainnya dari para imam Sunnah dan ilmu [2].
Tinggal kita sekarang akan menyebutkan dua perbedaan antara kita (salafiyyin) dan orang-orang diluar kita (semisal harakiyyin) tentang masalah (hak) pemimpin dan rakyat ini:
- Kita meniatkan untuk beribadah kepada Allah dalam beraqidah seperti ini. Adapun orang-orang diluar kita, mereka hanya sekedar lewat saja dan tidak menaruh perhatian sama sekali.
- Kita landasi pembahasan ini dengan nash-nash syariat [3] yang tegak diatas penjagaan terhadap hak pemimpin kaum muslimin serta yang berkaitan dengan kemaslahatan dan kemadharatan yang disebabkan oleh kelakuan sebagian kaum muslimin di negeri mereka. Adapun orang-orang di luar kita, maka mereka tidak memperhatikan poin yang satu ini. Bahkan mereka tidak membedakan antara pemimpin muslim dan selainnya. Mereka juga tidak memperhatikan masalah kemaslahatan dan kemadharatan. Oleh karena itulah, anda melihat mereka berbicara (mencela pemimpin atau mengkritiknya di hadapan umum/medsos), kudeta (dengan lisan atau senjata), memprovokasi [4], serta memberontak (tanpa dalil nash dan pertimbangan maslahat mafsadat). Anda melihat mereka banyak memadharatkan umat Islam bahkan banyak dari kelakuan mereka yang membuat umat mundur ke belakang. Aku tidak ingin mengatakan berabad-abad (mundurnya), akan tetapi puluhan tahun, karena kelakuan mereka (mencela pemimpin muslim hingga terjadi kudeta senjata dan pertumpahan darah).
Dan aku pada kesempatan ini tidak menuduh niat manusia, karena yang tahu niat manusia hanyalah Allah Rabbnya manusia [5]. Akan tetapi aku hanya mengkritik perbuatan dan kelakuan mereka yang menyelisihi manhaj salafush shalih radhiyallahu ‘anhum [6]. (https://youtu.be/ZG9ur5rp_ZM)
[1] Namun sangat disayangkan ada sebagian dai yang mengaku “salafi” tapi nyinyiri pembahasan ini dengan ucapannya yang nyinyir “masak aqidah cuma masalah pemimpin saja?!” Na’udzubillahi min dzalika.
[2] Begitu jelasnya para Imam Ahlussunnah membahas masalah ini, tapi masih ada saja yang mengaku “dai salafi” bahkan katanya sudah pernah mengajar kitab Ushulussunnah Imam Ahmad rahimahullahu tapi kelakuannya suka nyinyiri pemimpin muslim di medsos atau mencla-mencle (kadang memuji kadang nyinyiri, memposting kritikan orang terhadap pemimpin).
إن كنت لا تدري فتلك مصيبة وإن كنت تدري فالمصيبة أعظم
Jika engkau tidak tahu maka itu musibah
Dan jika engkau tahu maka musibahnya lebih dahsyat.
[3] Inilah ciri khas Ahlussunnah, semua masalah agama (terutama aqidah) harus berdasarkan dalil bukan berlandaskan hawa nafsu atau pendapat akal semata.
[4] Diantaranya dengan ngeshare kritikan orang lain terhadap pemerintah kaum muslimin di medsos.
[5] Ada sebagian oknum yang sudah bangkrut hujjahnya, sudah jelas salah tapi tidak mau tobat dan mengklarifikasi kesalahannya di medsos yang menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah serta aqidah dan manhaj salaf. Dia pun berceloteh yang berkaitan dengan hati orang. Na’udzubillahi min dzalika.
[6] Ini merupakan salah satu prinsip dakwah salafiyah yaitu tashfiyah (memurnikan Islam dari kotoran pemikiran yang menyimpang). Maka sesat orang-orang yang menyeru kepada persatuan umat tapi menghilangkan prinsip yang satu ini.