AQIDAH SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAELANI RAHIMAHULLAH TENTANG IMAN KEPADA TAKDIR (Edisi 4)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu berkata:
- Dan kami meyakini bahwa perbuatan hamba adalah ciptaan Allah dan usaha hamba itu yang baik maupun yang jelek, yang taat maupun yang maksiat. Tapi bukan maknanya Allah yang memerintahkan untuk berbuat maksiat, namun Dialah yang mentakdirkannya dan mewujudkan apa yang Dia kehendaki.
- Dialah Allah yang membagikan rizki dan menetapkannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi dan mencegahnya, tidak ada pula yang bisa menambah dan menguranginya. Tidak ada yang bisa merubah yang lembut menjadi kasar atau yang kasar menjadi lembut (kecuali Dia). Rizki esok hari tidak mungkin dimakan/dihabiskan hari ini dan rizki Zaid tidak mungkin berpindah kepada Amru.
- Dialah Allah ta’ala yang memberikan rizki yang haram maupun yang halal. Maksudnya bahwa Dialah yang menjadikan hal tersebut sebagai makanan bagi badan dan penyangga bagi tubuh. Bukan bermakna Allah membolehkan yang haram.
- Demikian pula orang yang membunuh, bukan dia yang menentukan ajal kematian korban, bahkan korban meninggal di waktu yang memang sudah Allah takdirkan. Demikian juga korban meninggal karena tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, terjatuh dari ketinggian, dimangsa binatang buas (semua dengan takdir Allah).
- Demikian pula dengan hidayah yang diperoleh oleh kaum muslimin dan kesesatan orang-orang kafir kembali kepada-Nya. Semua itu merupakan perbuatan Allah dan takdir-Nya, tidak ada sekutu bagi Allah dalam kekuasaan-Nya.
- Kita menetapkan adanya usaha manusia ketika adanya perintah dan larangan atas mereka kemudian adanya pahala dan sanksi di sisi-Nya. Sebagaimana yang telah Allah firmankan:
فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسࣱ مَّاۤ أُخۡفِیَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡیُنࣲ جَزَاۤءَۢ بِمَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
“Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
مَا سَلَكَكُمۡ فِی سَقَرَ – قَالُوا۟ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّینَ – وَلَمۡ نَكُ نُطۡعِمُ ٱلۡمِسۡكِینَ
“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar? Mereka menjawab, Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin” (QS. Al-Muddatstsir: 42-44)
Allah mengaitkan balasan tersebut kepada (sebab) amal perbuatan mereka. Allah menetapkan adanya usaha hamba.
- Hal diatas berlainan dengan ucapan kelompok Jahmiyah yang mengatakan bahwa tidak ada perbuatan/kehendak manusia di dalamnya. (Manusia kata mereka) seperti pintu yang dibuka dan ditutup, seperti pohon yang bergoyang dan bergerak (bak daun yang diterbangkan oleh angin). Mereka menentang kebenaran dan menolak Al-Quran dan As-Sunnah.
- Hal diatas juga berlainan dengan kelompok Qadariyah yang mengatakan bahwa semua perbuatan tersebut merupakan ciptaan hamba, tidak ada campur tangan takdir/kehendak Allah. Sungguh celaka mereka, mereka adalah majusinya umat ini. Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dan menisbatkan kelemahan kepada-Nya. Yaitu adanya perbuatan/kejadian di dalam kerajaan-Nya yang tidak berkaitan dengan kehendak Allah ta’ala. Maha Tinggi Allah dari itu semua.
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ
“Dan Allah-lah yang menciptakan kamu dan yang kamu perbuat.” (QS. Ash-Shaffat: 96)
فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسࣱ مَّاۤ أُخۡفِیَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡیُنࣲ جَزَاۤءَۢ بِمَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
“Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
(Diringkas dari Al-Ghunyah Li Thaalibii Thariiqi Al-Haq hal. 95 – 97 cetakan pertama tahun 1433 H/2012 M Daar Ihya’ At-Turats Al-Arabi oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu)
Link PDF: