AQIDAH SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAELANI RAHIMAHULLAH TENTANG NABI ﷺ DAN PARA SAHABAT RADHIYALLAHU ‘ANHUM (Edisi 7)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu berkata:
- Semua kaum muslimin meyakini bahwa Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim adalah rasulullah (utusan Allah), tuannya para Rasul dan penutup para nabi. Dan bahwasanya beliau diutus kepada semua manusia dan jin. sebagaimana yang Allah firmankan:
وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا كَاۤفَّةࣰ لِّلنَّاسِ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia” (QS. Saba’: 28)
وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةࣰ لِّلۡعَـٰلَمِینَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Beliau diberikan mukjizat sebagaimana para nabi sebelum beliau bahkan lebih. Diantaranya adalah Al-Quran yang mana orang-orang Arab (jahiliyah) tidak bisa mendatangkan yang semisal dengannya atau satu surat darinya. Allah berfirman:
وَإِن كُنتُمۡ فِی رَیۡبࣲ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُوا۟ بِسُورَةࣲ مِّن مِّثۡلِهِۦ
“Dan jika kamu meragukan (Al-Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya” (QS. Al-Baqarah: 23).
2. Ahlussunah meyakini bahwa umat Nabi Muhammad ﷺ adalah sebaik-baik umat. Dan sebaik-baik umat beliau ﷺ adalah generasi (para sahabat) yang hidup sezaman dengan beliau, beriman kepada beliau, membenarkan beliau, membaiat beliau, mengikuti ajaran beliau, berperang bersama beliau, mengorbankan jiwa dan harta mereka untuk beliau, menguatkan serta menolong beliau.
3. Sebaik-baik mereka adalah Ahlu Al-Hudaibiyah yang memba’iat Rasul ﷺ pada baiat Ridwan dan jumlah mereka 1400 orang. Dan yang terbaik dari mereka adalah yang ikut perang Badar dan jumlah mereka 313 orang. Dan yang terbaik dari mereka adalah sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah ﷺ. Yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad, Sa’id dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah radhiyallahu ‘anhum. Dan yang paling baik dari mereka adalah empat Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiyallahu ‘anhum.
4. Kekhilafahan mereka sepeninggal Nabi ﷺ berlangsung selama 30 tahun. Abu Bakar menjadi Khalifah selama 2 tahun lebih. Umar bin Khaththab menjadi Khalifah selama 10 tahun. Utsman bin Affan menjadi Khalifah selama 12 tahun. Dan Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah selama 6 tahun.
5. Kemudian kekhalifahan dipegang oleh Mu’awiyah selama 19 tahun. Di zaman Khalifah Umar bin Khattab beliau diangkat sebagai gubernur di negeri Syam selama 20 tahun.
6. Kekhalifahan empat Khulafaur Rasyidin itu terwujud dengan pilihan, dan kesepakatan para sahabat dan keridhaan mereka. Hal ini dikarenakan keutamaan masing-masing dari mereka di zamannya atas para sahabat yang lain. Dan tidaklah kekhalifahan mereka terwujud dengan senjata (kudeta) dan merampas kekuasaan dari yang lebih afdhal darinya.
7. Kita wajib berbaik sangka kepada para istri-istri Nabi ﷺ. Kita meyakini bahwa mereka adalah ummahat (ibu-ibu) kaum mukminin. Dan bahwasanya ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha adalah sebaik-baik wanita semesta alam. Dan bahwasanya Allah mensucikan beliau dari segala ucapan (tuduhan keji) orang-orang kafir (dan munafikin) terhadap beliau. Kita membaca (ayat-ayatnya) dan akan terus dibaca hingga hari kiamat. Demikian pula dengan Fatimah binti Nabi kita Muhammad ﷺ wa Radhiyallahu ‘anha adalah wanita terbaik semesta alam. Maka wajib mencintai dan berloyalitas kepada beliau. Para sahabat adalah ahli Al-Quran dan mereka adalah yang Allah sebutkan dan puji dalam Al-Quran.
مُّحَمَّدࣱ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِینَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّاۤءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَیۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعࣰا سُجَّدࣰا یَبۡتَغُونَ فَضۡلࣰا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَ ٰنࣰاۖ سِیمَاهُمۡ فِی وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَ ٰلِكَ مَثَلُهُمۡ فِی ٱلتَّوۡرَىٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِی ٱلۡإِنجِیلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ یُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِیَغِیظَ بِهِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنۡهُم مَّغۡفِرَةࣰ وَأَجۡرًا عَظِیمَۢا
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29).
8. Ahlussunnah sepakat untuk diam (menjaga lisan) terhadap perselisihan diantara para sahabat, tidak membahas kejelekan mereka. Bahkan menampakkan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan mereka. Allah berfirman:
وَٱلَّذِینَ جَاۤءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ یَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَ ٰنِنَا ٱلَّذِینَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِیمَـٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِی قُلُوبِنَا غِلࣰّا لِّلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَاۤ إِنَّكَ رَءُوفࣱ رَّحِیمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10)
تِلۡكَ أُمَّةࣱ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
“Itu adalah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggunganjawaban) terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 134).
Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullahu berkata: “Barangsiapa yang mencela para sahabat Rasulullah ﷺ maka dia adalah pengekor hawa nafsu (ahli bid’ah).”
(Diringkas dari Al-Ghunyah Li Thaalibii Thariiqi Al-Haq hal. 108-114, cetakan pertama tahun 1433 H/2012 M Daar Ihya’ At-Turats Al-Arabi oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani rahimahullahu)
Link PDF: