KENAPA ULAMA SALAF MENTAHDZIR HABIS SEORANG ALIM YANG DULUNYA AHLUSSUNNAH?!
- Dialah Hasan bin Shalih yang dahulu dikenal sebagai ahli ilmu dan ahli ibadah (dari Ahlussunnah). Namun ketika dia membolehkan kudeta terhadap pemimpin kaum muslimin (alias memiliki aqidah menyimpang tentang pemimpin), maka dia pun dibid’ahkan oleh para ulama salaf dan mereka mentahdzirnya serta tidak mentolerirnya sama sekali.
- Bahkan Ahmad bin Yunus rahimahullahu berkata: Seandainya Hasan bin Shalih tidak terlahir di dunia ini, maka itu lebih baik baginya. Dia tidak mau shalat Jumat di belakang pemimpin dan dia berpendapat boleh memberontak kepada pemimpin kaum muslimin. (Siyar A’lam An-Nubala’ 7/365 oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu)
- Apa kesalahan Hasan bin Shalih hingga ulama salaf bersikap keras kepadanya hingga diabaikan semua kebaikan-kebaikannya serta tidak ditolerir sama sekali?!
- Kesalahannya (hanya) berpendapat bolehnya kudeta terhadap pemimpin kaum muslimin yang zhalim. Padahal dia tidak turun memberontak, tidak menyebarkan ucapannya tersebut, serta tidak menyeru manusia untuk kudeta. Hanya pendapat pribadi semata.
- Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata: Dia berpendapat bolehnya kudeta terhadap pemimpin di zamannya karena kezhaliman serta kecurangan mereka, meskipun dia tidak ikut turun kudeta (menghunuskan senjata) dan dia berpendapat tidak boleh shalat di belakang pemimpin yang fasik. (Siyar A’lam An-Nubala’ 7/371)
- Beliau juga berkata : Dia sebenarnya (adalah) imam kaum muslimin seandainya dia tidak di atas kebid’ahannya. (Siyar A’lam An-Nubala’ 7/361)
- Di antara faedah kisah ini bahwa seseorang meskipun (asalnya) alim (dari kalangan Ahlussunnah) namun jika dia memiliki satu bid’ah yang menyelisihi salah satu prinsip aqidah ahlussunnah, maka dia keluar dari Ahlussunnah dan menjadi ahlul bid’ah.
- Hendaknya seorang sunni salafi yang kokoh dan berakal (sehat) benar-benar memahami hal ini, agar bisa membedakan mana jalan orang-orang beriman dan mana jalan orang-orang kafir. Dan agar dia memahami manhaj serta sikap salaf terhadap oknum yang menyelisihi sunnah (agar tidak melempem atau bahkan membelanya). Dan supaya tidak menjadi korban (syubhat) orang-orang yang suka mempermainkan agama Allah.
(Diringkas dari makalah “Tabdi’ As-Salaf Li Al-Hasan bin Shalih di web kulalsalafiyeen[dot]com)
- Yahya bin Al-Qaththan berkata: Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu sangat keras pendapatnya terhadap Hasan bin Shalih bin Hayy.
- Abu Nu’aim berkata bahwa pernah suatu saat Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu masuk masjid pada hari Jumat dari suatu pintu masjid kemudian melihat Hasan bin Shalih sedang shalat, maka beliau berkata: Kami berlindung kepada Allah dari khusyu’nya kemunafikan. Lalu beliau mengambil sandal beliau dan berpindah tempat.
- Dahulu Zaidah duduk di masjid mentahdzir/memperingatkan manusia dari Hasan bin Shalih dan para pengikutnya seraya berkata: Mereka itu membolehkan kudeta.
- Abu Shalih Al-Farra’ berkata: Aku pernah bercerita kepada Yusuf bin Asbath dari Waki’ tentang sesuatu dari perkara fitnah. Maka beliau berkata: Itu menyerupai ustadznya yaitu Hasan bin Shalih. Aku berkata kepada Yusuf: Tidakkah engkau takut ini adalah ghibah? Beliau menjawab: Kenapa wahai orang yang dungu? Aku lebih baik untuk mereka daripada orang tua mereka. Aku melarang manusia dari kebid’ahan yang mereka ada-adakan hingga dosa mereka akan mereka pikul. Barangsiapa yang memuji (mendukung) mereka, maka dia lebih berbahaya daripada mereka.
(Lihat Siyar A’lam An-Nubala’ 7/362-364 oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu)