KELAKUAN KAUM MUSYRIKIN DAN AHLUL BID’AH
- Imam Ash-Shabuni Asy-Syafi’i (wafat tahun 449 H) rahimahullahu berkata: Ciri-ciri kebid’ahan itu sangat nampak pada Ahlul bid’ah. Dan ciri mereka yang sangat menonjol adalah kerasnya permusuhan mereka terhadap para (ulama dakwah salafiyah) pengibar bendera sunnah Nabi ﷺ, merendahkan mereka dan menggelari mereka dengan gelar hasyawiyah (orang-orang rendahan), jahalah (orang-orang jahil), zhahiriyah (tekstual), musyabbihah (yang menyerupakan Allah dengan makhluk). Hal itu mereka landasi dengan keyakinan terhadap hadits-hadits Rasulullah ﷺ yang jauh dari ilmu. Dan bahwasanya ilmu menurut mereka adalah apa yang dibisikkan oleh setan kepada mereka dari rekayasa akal mereka yang rusak, was-was dalam dada mereka yang gelap gulita, serta bisikan hati mereka yang kosong dari kebaikan hingga hujjah/syubhat mereka yang batil.
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمۡ وَأَعۡمَىٰۤ أَبۡصَـٰرَهُمۡ
“Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; dan dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 23)
وَمَن یُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ یَفۡعَلُ مَا یَشَاۤءُ
“Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sesungguhnya, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Hajj: 18)
- Ahmad bin Sinan (wafat tahun 256 H) rahimahullahu berkata: Tidak ada di dunia ini seorang Ahlul bid’ah, melainkan dia membenci ahlul hadits.
- Imam Abu Hatim Ar-Razi (wafat tahun 277 H) rahimahullahu berkata: Ciri Ahlul bid’ah adalah celaan mereka terhadap ahlul atsar. Dan ciri kelompok zindiq adalah menggelari ahlul atsar dengan hasyawiyah, mereka bertujuan untuk menjatuhkan atsar/Sunnah. Ciri kelompok Qadariyah adalah menggelari Ahlussunnah dengan mujbirah (jabariyah). Dan ciri kelompok Jahmiyah adalah menggelari Ahlussunnah dengan Musyabbihah. Dan ciri kelompok Syiah Rafidhah adalah menggelari ahlul atsar dengan nabitah/nashibah.
- Imam Ash-Shabuni Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: Aku melihat ahlul bid’ah yang menggelari Ahlussunnah dengan gelar-gelar (dusta) tersebut mereka mengikuti jejak orang-orang musyrikin terhadap Rasulullah ﷺ. Mereka menggelari Rasulullah ﷺ dengan tukang sihir, dukun, penyair, orang gila, yang terkena fitnah, pendusta pembohong. Padahal Nabi ﷺ jauh dari gelar-gelar tersebut dan berlepas diri darinya. Tidaklah beliau melainkan seorang Rasul yang terpilih dan seorang Nabi.
ٱنظُرۡ كَیۡفَ ضَرَبُوا۟ لَكَ ٱلۡأَمۡثَالَ فَضَلُّوا۟ فَلَا یَسۡتَطِیعُونَ سَبِیلࣰا
“Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan untukmu (Muhammad); karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).” (QS. Al-Isra’: 48)
(Aqidah Salaf Wa Ashabil Hadits hal. 299-306 oleh Imam Ash-Shabuni Asy-Syafi’i)
Bahkan seorang ulama tabi’in yang bernama Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullahu tidak terlepas dari tuduhan Murji’ah yang dilakukan oleh salah seorang pengikut Khawarij.
Ishaq bin Rahawaih rahimahullahu menceritakan dari Syaiban bin Farukh bahwasanya dia pernah berkata: “Aku bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarak: ‘Apa pendapatmu mengenai orang yang berzina, meminum khamr dan selainnya, apakah dia mukmin?’ Abdullah bin Al-Mubarak menjawab: ‘Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan.’ Syaiban berkata: ‘Apakah karena usiamu sudah tua engkau menjadi Murji’ah?’ Abdullah bin Al-Mubarak menjawab: ‘Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya Murji’ah tidak menerimaku. Aku mengatakan iman itu bertambah sedangkan Murji’ah tidak mengatakan seperti itu’.” (Musnad Ishaq III/670)