INI DIANTARA TUGAS UTAMA PARA ULAMA MENURUT RASUL ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda: ILMU AGAMA INI SENANTIASA DIBAWA OLEH ORANG-ORANG YANG ADIL DARI SETIAP GENERASI: MEREKA MENAFIKAN DARINYA TAHRIF/PENYELEWENGAN ORANG-ORANG YANG EKSTRIM, (MEMBANTAH) KEDUSTAAN ORANG-ORANG YANG DI ATAS KEBATILAN, DAN TAKWIL ORANG-ORANG JAHIL.
(HR. Ibnu Adi dll, lihat takhrijnya dalam kitab Miftah Dar As-Sa’adah 1/497-500 oleh Ibnu Al-Qayyim dengan ta’liq dan takhrij Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi rahimahumallahu)
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu berkata: Tugas para pengemban ilmu -pengganti para Rasul- itu tegak di atas tiga pondasi ini:
- Menafikan keekstriman.
- Membantah kebatilan.
- Menyingkap kejahilan.
(At-Tashfiyah Wa At-Tarbiyah hal. 24-25 oleh Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi rahimahullahu)
Mau ikut Rasul ﷺ atau ikut selainnya?!
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَیۡنَ یَدَیِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِیعٌ عَلِیمࣱ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan rasul-Nya,dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat: 1)
▶️ Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata:
Aku kira mereka akan binasa, aku berkata “Rasul bersabda” sedangkan kalian menentangnya dengan ucapan Abu Bakar dan Umar..(HR. Ahmad, dll)
▶️ Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata: Seandainya Ahlul Haq diam dari menjelaskan kebenaran, maka orang-orang yang salah/sesat akan tetap dalam kesalahannya dan akan diikuti oleh selain mereka dan yang diam akan membawa dosa menyembunyikan kebenaran yang telah Allah ancam lewat firman-Nya
إِنَّ ٱلَّذِینَ یَكۡتُمُونَ مَاۤ أَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡبَیِّنَـٰتِ وَٱلۡهُدَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا بَیَّنَّـٰهُ لِلنَّاسِ فِی ٱلۡكِتَـٰبِ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ یَلۡعَنُهُمُ ٱللَّهُ وَیَلۡعَنُهُمُ ٱللَّـٰعِنُونَ
“Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Quran), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat.”
(QS. Al-Baqarah: 159)
Allah telah mengambil perjanjian atas para ulama ahlil kitab untuk mereka menjelaskan kepada manusia (kebenaran) dan tidak menyembunyikannya. Dan Allah mencela mereka karena mereka meninggalkan perjanjian tersebut. Allah juga mentahdzir kita dari mengikuti jejak mereka. Jika ahlussunnah diam dari kesalahan-kesalahan orang yang menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah, maka mereka menyerupai ahlil kitab yang dimurkai dan yang sesat.
(Majmu’ Fatawa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu 3/72)
Mau ikut ayat (perintah Allah) atau ikut ahlil kitab?!
Rasul ﷺ bersabda:
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barangsiapa yang menyerupai sekelompok orang, maka dia termasuk kaum tersebut.” (HR. Ahmad)
▶️ Kalaupun dikatakan misalnya banyak ulama salaf yang tidak ikut membantah kelompok-kelompok sesat, maka bisa jadi mereka berpendapat sudah terwakili dengan ulama yang lain yang sudah membantah (tapi mereka tidak nyinyiri yang membantah). Karena menurut mereka membantah/mentahdzir kesesatan itu hukumnya fardhu kifayah.
▶️ Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu berkata: Tidak diragukan lagi bahwa mentahdzir dari kebid’ahan dan ahlil bid’ah termasuk fardhu kifayah. Apabila sebagian sudah melaksanakan/mencukupinya, maka gugur kewajiban atas yang lain. Ini adalah perkara yang penting wahai saudaraku, tidak wajib bagi semuanya (bukan fardhu ‘ain apalagi nggak semua orang punya ilmu) untuk berbicara namun tidak boleh juga menjadikan diam (dari kesesatan) sebagai manhaj mereka. Akan tetapi kalau dia melihat ada sebagian dari saudaranya telah mentahdzir dan menjelaskan hingga telah tegak hujjah serta terang permasalahannya serta tergapai maksud tujuan (mentahdzir) tersebut, maka boleh dia diam. Adapun kalau manhajnya adalah diam tidak mentahdzir ahlil bid’ah selamanya seraya berkata Khalaas (ana nggak mau ikut campur/tahdzir, cukup ngajar saja) silahkan yang mau mentahdzir (lebih parah lagi kalau sampai nyinyiri yang mentahdzir), maka ini adalah kesalahan dalam manhaj.
(Dirasat Fi Al-Manhaj hal. 112-113 oleh Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili hafizhahullahu)
▶️ Syaikh Bakar Abu Zaid rahimahullahu berkata: Inilah ucapan yang sangat amat berharga dan cermat dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ketika beliau berbicara tentang loyalitas terhadap ahlil bid’ah dan sanksi atas yang diam darinya serta yang nyinyiri bantahan (seperti nyinyiri bantahan Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullahu atas Syaikh Wahid Abdussalam Bali, yang sebetulnya materi itu adalah pilihan dari Syaikh sendiri bukan dari panitia -jazahumullahu khairan-) : Wajib diberi sanksi setiap orang yang menisbatkan diri kepada ahlil bid’ah, atau yang membela mereka, atau yang memuji mereka, atau yang mengagungkan kitab-kitab mereka, atau yang dikenal membantu/menolong mereka, atau yang tidak suka (alias nyinyiri) bantahan atas mereka atau memberikan udzur kepada mereka dengan kata-kata “ucapan/bantahan apakah ini”? Atau mengatakan “apakah dia menulis kitab ini?” Dan alasan-alasan lainnya yang tidaklah yang mengatakannya kecuali orang jahil, atau munafik. Bahkan wajib untuk memberi sanksi atas orang yang telah diketahui keadaan mereka serta tidak mau membantu untuk membantah mereka. Sesungguhnya membantah mereka merupakan kewajiban yang paling agung karena mereka merusak akal dan agama atas para masyayikh, ulama dan para umara’. Dan mereka merusak di atas muka bumi serta menghalangi manusia dari jalan Allah.
(Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu 2/123)
▶️ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu yang banyak dijadikan rujukan oleh ulama ahlussunnah dalam membantah Al-Mukhalif luar biasa banyaknya kitab-kitab rudud/bantahan beliau, tapi tidak ada ulama yang nyinyiri beliau karena banyak membantah.
Sebagai contoh kitab-kitab bantahan (entah yang khusus atau yang merupakan bagian dari pembahasan kitab) beliau:
- Dar’u Ta’arudh Al-Aql Wa An-Naql (11 Jilid)
- Minhaj As-Sunnah (8 jilid)
- At-Tis’iniyyah (3 jilid)
- Talkhis Kitab Al-Istighatsah atau Ar-Radd ‘Alal Bakri (2 jilid)
- Bughya Al-Murtad Fi Ar-Radd ‘Ala Al-Mutafalsifah Wa Al-Qaramithah…
- Al-Ikhnaiyah
- Iqtidha’ Ash-Shirath Al-Mustaqim (2 jilid)
- Al-Aqidah Al-Wasithiyah.
- Al-Fatwa Al-Hamawiyah Al-Kubra
- Al-Aqidah At-Tadmuriyah
- Al-Aqidah Al-Ashfahaniyah
- Ash-Sharim Al-Maslul ‘Ala Syatim Ar-Rasul
- Al-Istiqamah
- Al-Jawab Ash-Shahih Liman Baddala Din Al-Masih (4 Jilid).
- Al-Furqan Baina Auliya’ Ar-Rahman wa Auliya’ Asy-Syaithan.
- Naqdhu Al-Manthiq
- At-Tawassul Wa Al-Wasilah
- Al-Iman
- Ar-Radd Ala Ta’sis Ar-Razi
- An-Nubuwat (2 jilid, bahkan kata pentahqiqnya 1/11 ‘Sesungguhnya kitab An Nubuwat termasuk kitab yang menjelaskan tentang hakikat kenabian, menjelaskan tentang pemahaman yang benar sesuai dengan pemahaman salafush shalih serta membantah orang yang menyelisihi’. Dan ini merupakan kebiasaan kitab-kitab Syaikhul Islam yang lain, yaitu menetapkan aqidah salafush shalih dan membantah yang menyelisihi mereka).
✅ Apakah karya beliau tentang bantahan ini sedikit menurut kalian?! Lalu apakah tolok ukur banyak membantah yang kalian nyinyiri itu? Apa ada skala pesentasenya? Dan apa dalilnya?
✅Apakah banyak membantah yang kalian nyinyiri itu tolok ukurnya adalah kalau yang dibantah adalah panutan/golongan kalian meskipun jelas salah atau menyimpang?!
✅ Apakah banyak membantah yang kalian nyinyiri itu adalah yang tidak sesuai selera atau hawa nafsu kalian?
✅ Sedangkan kalau golongan kalian yang juga banyak membantah/mentahdzir entah secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan itu tidak mengapa?
✅ Apakah halal untuk kalian tapi haram untuk kami?
✅ Apakah kalian menganggap diri kalian sudah tingkat ma’rifat sedangkan kami dianggap syariat?
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ — كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaf: 2-3)
✅ Kalau kalian membawakan ucapan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullahu, tidakkah kalian tahu bahwa beliau membantah 27 golongan sesat dalam kitab beliau “Mulia dengan Manhaj Salaf”, belum lagi dengan kajian-kajian beliau….apakah itu kurang banyak?!
⛔️ Sebagai penutup: ana mengajak penulis yang membawakan ucapan Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas hafizhahullahu dalam tulisannya tersebut atau atasannya untuk kita tahkim kepada beliau dalam masalah ini. Ana tunggu jawabannya 1×24 jam setelah postingan ini, kalau memang gentle dan nggak usah pakai banyak alasan atau ngeles.