109 FAIDAH DARI DIALOG BERSAMA KHAWARIJ (Edisi 1)
109 Faidah dari Dialog Abdullah bin Abbas radhiyallahu ’anhuma dengan Jaringan Teroris Khawarij
Oleh: Syaikh Ali bin Hasan Al-Halaby hafidzahullahu
(Edisi 1)
1. Bahaya mengikuti perasaan yang tidak terarah.
2. Keutaaman ilmu dan para ulama.
3. Celaan bagi kejahilan dan dampak negatifnya.
4. Keutamaan kebenaran dan tunduk kepadanya.
5. Mengikuti jejak Salafush Shalih baik secara ilmu maupun amal merupakan penyelamat di dunia dan di akhirat.
6. Kelompok khawarij/teroris selalu mengasingkan diri dari kaum muslimin baik secara lahir maupun bathin (pemikiran).
7. Mereka selalu di atas kesesatan dan minoritas.
8. Pemikiran mereka bersatu di atas aqidah dan pemikiran yang menyesatkan.
9. Diantara kesesatan mereka yang menonjol adalah memisahkan diri dari barisan kaum muslimin dan pemimpin kaum muslimin meskipun mereka (pemimpin) sebaik-baik manusia.
10. Orang-orang yang baik selalu menasihati pemimpin mereka dan memperingatkan mereka dari segala mara bahaya (dengan cara yang baik).
11. Kesabaran seorang pemimpin atas kekeliruan sebagian rakyatnya.
12. Antusias pemimpin kaum muslimin untuk menyatukan umat sesuai kemampuan di bawah kaidah yang benar.
13. Kelaziman dari point diatas adalah menjauhkan umat dari perpecahan dan perselisihan.
14. Seorang pemimpin terkadang langsung memberikan sanksi kepada yang menentang (memberontak) nya jika mereka sudah beraksi.
15. Khawarij/teroris tidak langsung diperangi hingga mereka yang memulai terlebih dulu (memberontak).
16. Pemimpin kaum muslimin berusaha untuk melihat jauh ke depan dengan pandangan yang benar.
17. Kelompok teroris/khawarij selalu membuat majelis rahasia dan perkumpulan tertutup.
18. Komunikasi yang baik antara para Ulama dan Umara’.
19. Ulama memanggil Umara dengan gelar yang selayaknya dari gelar-gelar yang syar’i.
20. Keutamaan shalat berjamaah.
21. Orang shalih (dibolehkan) untuk meminta kepada Umara’ agar menunda waktu iqamah shalat berjamaah sebagai bentuk antusias mereka mendapatkan keutamaan shalat berjamaah dan tidak tertinggal.
22. Disunnahkan menunggu waktu dinginnya siang hari untuk Shalat Dhuhur ketika suhu panas sedang tinggi-tingginya.
23. Antusias ulama untuk berdialog dengan kelompok yang menyimpang -seperti Khawarij dan selain mereka- hingga bisa mengembalikan mereka kepada kebenaran.
24. Ulama bermusyawarah dengan Umara’ dalam hal-hal besar.
25. Kekhawatiran Umara’ terhadap para ulama dari makar-makar Khawarij.
26. Keyakinan ulama kepada Allah (bahwa Dia selalu menjaga mereka) dan ketenangan hati mereka terhadap hukum-Nya. Tidak adanya rasa takut mereka kepada musuh-musuh mereka serta keberanian mereka dalam menyuarakan kebenaran.
27. Keutamaan akhlak yang mulia dan dampak positifnya yang besar.
28. Keutamaan menjaga keamanan manusia dan tidak mengganggu mereka.
29. Kerjasama yang baik antara Umara’ dan Ulama mendatangkan kemashlahatan yang besar kepada umat.
30. Tidak boleh berdebat dengan orang-orang yang sesat kecuali Ulama yang mumpuni.
31. Keutamaan berpenampilan yang indah di hadapan umum.
32. Perwujudan firman Allah yang artinya: Allah tidak membebani suatu jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya.
33. Pakaian dari Yaman pada waktu itu yang paling istimewa.
34. Perwujudan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam: Allah itu indah dan suka dengan keindahan.
35. Pengaruh penampilan yang indah sesuai dengan syariat di mata manusia dan persaksian mereka atasnya.
BERSAMBUNG..