40 HADITS TENTANG TARBIYAH DAN MANHAJ (Hadits ke-4)
40 HADITS TENTANG TARBIYAH DAN MANHAJ (Hadits ke-4)
عن مالك بن الحويرث -رضي الله عنه قال: أتينا النبي-صلى الله عليه وسلم- ونحن شبَبَة متقاربون، فأقمنا عنده عشرين يوما وليلة، وكان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- رحيماً رفيقاً، فلما ظن أنا قد اشتهينا أهلنا أو قد اشتقنا ، فسألَنَا عمن تركنا من أهلنا، فأخبرناه، فقال :
ارجعوا إلى أهليكم، فأقيموا فيهم، وعلموهم ومروهم، وصلوا كما رأيتموني أصلي، فإذا حضرت الصلاة فليؤذن لكم أحدكم، وليؤمكم أكبركم
Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami rata-rata pada waktu itu masih berusia muda. Kami tinggal di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 20 hari. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam penyayang dan lemah lembut. Ketika beliau telah mengira bahwa kami telah merindukan keluarga kami, beliau pun bertanya kepada kami tentang keluarga kami dan kami pun mengabarkan kepada beliau. Beliau bersabda: Pulanglah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah bersama mereka serta didiklah mereka dan perintahkan mereka. Beliau menyebutkan banyak hal, sebagian ada yang aku hafal dan sebagian lagi tidak aku hafal. (Beliau juga berkata) Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. Apabila telah datang waktu shalat maka hendaknya ada salah seorang diantara kalian yang mengumandangkan adzan dan yang mengimami kalian adalah yang paling senior diantara kalian. (HR. Bukhari)
Penjelasan (Syaikh DR.Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan hafidzhullahu)[1] :
– Ucapan (kami mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik):
1. Keutamaan melakukan perjalanan (safar) untuk menuntut ilmu agama.
2. Semangat untuk menuntut ilmu agama dari sumber yang tertinggi. Dan itu dengan bersungguh-sungguh belajar dari para ulama senior.
– Ucapan (Dan kami rata-rata masih berusia muda), di dalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik):
1. Semangat para pemuda dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam -apalagi yang senior- dalam menimba ilmu agama.
– Ucapan (Kami tinggal di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 20 hari), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik):
1. Ilmu itu membutuhkan keistiqomahan dalam mencarinya serta kesabaran dalam menggapainya. Yahya bin Abi Katsiir berkata: Ilmu tidak bisa digapai dengan bersantai-santai. (HR. Muslim)
2. Secara asal para penuntut ilmu agama itu tinggal di dekat seorang guru/ulama.
– Ucapan (Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam penyayang dan lemah lembut), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik) :
1. Keagungan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta kecintaan beliau kepada para penuntut ilmu agama. Allah berfirman:
بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬
Beliau amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah : 128)
2. Kasih sayang seorang guru kepada murid-muridnya dan kelemah lembutan terhadap mereka. Dan sungguh beliau menekankan hal ini dalam wasiat beliau bagi para penuntut ilmu hadits. Dahulu Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu pernah berkata kepada mereka: Selamat datang bagi wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , dahulu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kami (untuk memuliakan) kalian, yaitu para pencari hadist. (HR. Hakim)
– Ucapan (Ketika beliau telah mengira bahwa kami telah merindukan keluarga kami), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik) :
1. Kecerdasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .
2. Selayaknya bagi seorang guru untuk memperhatikan para muridnya serta menjaga perasaan mereka. Dan itu akan lebih menjadikan para murid menerima pengajarannya serta menanamkan cinta kepadanya dan mencontohnya.
– Ucapan (beliau pun bertanya kepada kami tentang keluarga kami dan kami pun mengabarkan kepada beliau), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik) :
1. Perhatian seorang guru kepada muridnya tidak hanya sebatas dalam masalah pengajaran. Bahkan mencakup segala keadaannya meskipun secara global. Ini akan semakin menambahkan kepada seorang murid kecintaan kepada gurunya dan menambahkan ilmu baginya.
– Ucapan (Pulanglah kalian kepada keluarga kalian), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik) :
1. Semangat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan hak segala sesuatu kepada yang berhak.
– Ucapan (tinggallah bersama mereka serta didiklah mereka dan perintahkan mereka), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik) :
1. Selayaknya bagi penuntut ilmu agama untuk memperhatikan pengajaran bagi keluarganya. Mereka adalah orang yang paling layak mendapatkan pengajaran tersebut karena itu hak mereka atasnya.
Imam Bukhari rahimahullahu berkata: Bab seseorang mengajari budak dan keluarganya. Kemudian beliau menyebutkan sanadnya kepada Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ada tiga golongan manusia yang mendapatkan dua pahala: “- Seorang ahli kitab yang beriman kepada Nabinya dan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam . – Seorang budak yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya. – Seseorang yang memiliki budak kemudian dia mendidiknya dengan sebaik-baiknya lalu dia memerdekakan budak tersebut dan menikahinya maka baginya dua pahala”.
Inti dari hadits di atas adalah ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam “Seseorang yang memiliki budak kemudian dia mendidiknya”, apabila seseorang mendapatkan pahala atas pengajaran budaknya maka bagaimana kalau dia mengajari anak dan keluarganya?
Dari Ali radhiyallahu ‘anhu tentang firman Allah:
قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At-Tahrim : 6)
Beliau berkata: Ajarkan keluargamu kebaikan. (HR. Hakim)
Imam Malik rahimahullahu berkata: Dahulu para salaf mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk mencintai Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagaimana mereka mengajarkan surat Al-Qur’an. (Syarah Ushul I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah oleh Al-Lalikai hal.1240)
Sa’id bin Al-Ash berkata: Apabila aku mengajarkan anakku Al-Qur’an dan menjelaskan kepada mereka kemudian aku menikahkannya maka aku telah melaksanakan kewajibanku. Dan tinggallah hakku atasnya. (Al-‘Iyal oleh Ibnu Abi Ad-Dunya 1/331).
– Ucapan (Shalatlah kalian sebagaimana kalian mereka aku shalat), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik):
1. Mengajarkan ilmu dengan ucapan dan perbuatan.
– Ucapan (Apabila telah datang waktu shalat maka hendaknya ada salah seorang diantara kalian yang mengumandangkan adzan dan yang mengimami kalian adalah yang paling senior diantara kalian), didalamnya (ada pelajaran yang bisa dipetik):
1. Pentingnya ilmu bagi yang memilikinya. Ilmu sangat bermanfaat bagi pemiliknya ketika safar atau muqim, bersama keluarganya dan dalam segala keadaan.
———————————————————
[1] Diterjemahkan dari kitab Arba’uun Hadiitsan Fii At-Tarbiyah wa Al-Manhaj hadits keempat hal.14-16.