[Serial Aqidah #3] AQIDAH IMAM AL-MUZANI
بسم الله الرحمن الرحيم
Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua dengan ketakwaan dan memberikan taufik kepada kita untuk bisa berjalan diatas petunjuk-Nya.
Amma ba’du:
Sesungguhnya engkau –semoga Allah memperbaiki keadaanmu- meminta kepadaku untuk aku menjelaskan kepadamu tentang As-Sunnah. Yaitu sesuatu yang engkau harus bersabar dalam berpegang teguh dengannya.
Yang dengannya engkau dapat menolak syubhat-syubhat dan penyimpangan bid’ah-bid’ah orang-orang yang tersesat. Dan aku telah menjelaskan kepadamu metode yang terang benderang sebagai nasehat bagi kita semua. Aku mulai dengan memuji Allah yang maha memberi petunjuk dan jalan yang lurus.
Segala puji bagi (Allah) Dzat yang paling berhak untuk selalu diingat dan yang paling utama untuk disyukuri dan hanya kepada-Nya aku memuji. Dialah yang Maha Esa dan Dia tempat bergantung. Dia tidak memiliki istri dan anak serta Maha Tinggi dari sekutu. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan tidak ada pula yang sama. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dia Maha Mengetahui dan maha teliti. Dia Maha Mencegah dan Maha Meninggikan.
1. Allah diatas langit
Dia tinggi diatas Arsy dengan Dzat-Nya yang mulia. Dan Dia dekat dengan makhluk-Nya dengan ilmu-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya. Dan Dia Maha Dermawan lagi Maha Mengampuni.
يَعۡلَمُ خَآٮِٕنَةَ ٱلۡأَعۡيُنِ وَمَا تُخۡفِى ٱلصُّدُورُ
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir : 19)
2. Iman kepada takdir
Semua makhluk berbuat sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu. Dan mereka berbuat sesuai dengan apa yang Allah ciptakan dari kebaikan maupun kejelekan. Mereka tidak memiliki bagi diri mereka kemanfaatan dalam ketaatan dan tidak pula bisa menolak dari berbuat kemaksiatan (kecuali dengan pertolongan Allah). Dia menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya dan Dia tidak butuh kepadanya.
3. Iman kepada para malaikat
Allah menciptakan para malaikat untuk taat kepada-Nya dan menjadikan tabiat mereka untuk selalu beribadah kepada-Nya. Diantara malaikat ada yang memikul Arsy dengan kekuasaan-Nya. Dan sekelompok dari mereka ada yang mengelilingi disekitar Arsy-Nya. Dan sebagian diantara mereka ada yang memuji dan mensucikan-Nya. Allah memilih diantara mereka malaikat yang diutus kepada para rasul-Nya. Dan sebagian lagi ada yang Allah perintahkan untuk mengatur (alam semesta).
4. Nabi Adam ‘alaihissalam
Setelah itu, Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya dan menempatkannya di Surga. Namun sebelumnya Allah sudah mentakdirkannya untuk menempati bumi. Allah melarang beliau untuk mendekati sebuah pohon. Dan sungguh apa yang Allah takdirkan itu terjadi dengan beliau memakan dari pohon tersebut. Kemudian Allah menguji beliau dengan apa yang Dia larang dari mendekati pohon tersebut. Dan Allah menguasakan musuhnya atas dirinya hingga menggelincirkannya. Allah jadikan perbuatan memakan dari pohon tersebut sebagai sebab untuk beliau menempati bumi ini. Maka tidak mungkin perbuatan untuk memakan dari pohon itu meleset dari beliau dan tidak mungkin bisa selamat darinya.
5. Surga dan Neraka
Allah menciptakan bagi Surga para penghuninya dari keturunan Adam. Mereka beramal dengan kehendak Allah dan dengan kehendak-Nya mereka bisa berbuat. Dan Allah ciptakan bagi Neraka para penghuninya. Allah jadikan mata mereka tidak bisa melihat, telinga mereka tidak bisa mendengar dan hati mereka tidak bisa memahami. Oleh karena itulah mereka tertutup dari petunjuk. Mereka beramal dengan perbuatan penghuni api Nereka sesuai dengan apa yang Allah takdirkan.
6. Definisi Iman
Iman adalah ucapan dan amal perbuatan. Keduanya itu sama, saling terikat, saling bergandengan. Tidak boleh kita memisahkan diantara keduanya. Tidak ada amal tanpa iman dan tidak ada iman tanpa amal. Orang-orang beriman dalam masalah keimanan bertingkat-tingkat. Dan dalam masalah amal shaleh mereka berkelas-kelas. Mereka tidak keluar dari keimanan hanya karena dosa maksiat. Dan mereka tidak kafir karena perbuatan maksiat dan dosa besar. Kita tidak memastikan bahwa orang-orang yang baik dari mereka masuk surga selain yang telah dipastikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita tidak boleh menvonis orang-orang yang berbuat maksiat tersebut masuk Neraka.
7. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah ‘azza wa jalla dan darinya berasal. Al-Qur’an bukan makhluk hingga dia bisa sirna.
8. Sifat-sifat Allah
Kalimat-kalimat Allah, kekuasaan Allah, sifat-sifat-Nya Maha Sempurna dan bukan makhluk. Semuannya kekal abadi dan telah ada sejak dahulu kala, bukan sesuatu yang baru hingga bisa sirna. Dan tidak pernah Allah itu tersifati dengan sifat yang kurang lalu bertambah. Maha Suci Allah dari penyerupaan terhadap sifat makhluk. Tidak mungkin bagi makhluk untuk sampai mensifati Allah sebagaimana layaknya. Dia Maha Dekat untuk mengijabahi permintaan (hamba-hamba-Nya). Dan dengan keperkasaan-Nya tidak mungkin Dia bisa dikalahkan. Dia tinggi diatas Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya. Dia ada bukan tidak ada.
9. Kematian
Makhluk itu akan mati sesuai dengan ketentuan ajal mereka ketika sudah habis rezeki mereka dan terputus amal perbuatan mereka.
10. Fitnah Qubur
Setelah mereka mengalami tekanan kubur maka mereka akan ditanya.
11. Hari kebangkitan dan penghisaban
Setelah hancur (tubuh mereka) maka mereka akan dibangkitkan dan dikumpulkan di hadapan Rabb mereka pada hari kiamat. Mereka akan dihisab, ditimbang, dan dibentangkan catatan-catatan amal perbuatan mereka. Allah yang menghitung amal perbuatan mereka sedangkan manusia sudah melupakannya. Hari tersebut hitungannya 50 ribu tahun, seandainya bukan Allah yang menghakimi diantara makhluk-Nya. Akan tetapi Allah yang menangani hukum tersebut diantara mereka dengan keadilan-Nya dalam waktu antara dhuhur dan ashar di waktu dunia. Dan Dia Maha Cepat menghisab. Sebagaimana yang telah Allah takdirkan (di Lauhul Mahfudz) bagi manusia maka akan terwujud bagi mereka baik kesengsaraan dan kebahagiaan. Sebagian manusia masuk Surga dan sebagian lagi masuk Neraka.
12. Nikmat Surga
Penghuni Surga pada waktu itu mendapatkan kenikmatan dan merasakan berbagai macam kelezatan dan mereka merasa berbahagia dengan segala macam kemuliaan.
13. Melihat Wajah Allah
Dan mereka ketika di Surga melihat kepada wajah Rabb mereka. Mereka tidak ragu untuk melihat kepada wajah Rabb mereka. Wajah mereka berseri-seri dengan kemuliaan-Nya dan mata-mata mereka melihat kepada-Nya dengan karunia-Nya. Mereka senantiasa dalam kenikmatan yang kekal abadi.
لَا يَمَسُّهُمۡ فِيهَا نَصَبٌ۬ وَمَا هُم مِّنۡہَا بِمُخۡرَجِينَ
“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. Al-Hijr : 48)
أُڪُلُهَا دَآٮِٕمٌ۬ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۖ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ ٱلنَّارُ
“Buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah Neraka.” (QS. Ar-Ra’du : 35)
Orang-orang yang mendustakan (kafir) mereka akan terhijabi dari (melihat) Rabb mereka serta akan diseret ke dalam api Neraka.
لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَهُمۡ أَنفُسُہُمۡ أَن سَخِطَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ وَفِى ٱلۡعَذَابِ هُمۡ خَـٰلِدُونَ
“Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan.” (QS. Al-Maidah : 80)
لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ فَيَمُوتُواْ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَاۚ كَذَٲلِكَ نَجۡزِى كُلَّ ڪَفُورٍ۬
“Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas Setiap orang yang sangat kafir.” (QS. Fathir : 36).
Kecuali orang-orang yang Allah kehendaki dari orang-orang yang bertauhid (yang berbuat dosa) untuk dikeluarkan dari api neraka.
14. Taat kepada pemimpin kaum muslimin dan larangan untuk memberontak kepada mereka
Mentaati pemimpin (kaum muslimin) dalam hal-hal yang Allah ridhai dan menjauhkan diri dari hal-hal yang Allah murkai. Dan tidak memberontak kepada mereka dikala mereka berbuat dzalim dan curang. Dan bertaubat kepada Allah agar para pemimpin tersebut menyayangi rakyat mereka.
15. Tidak mengkafirkan kaum muslimin
Tidak mengkafirkan kaum muslimin dan tidak berlepas diri dari mereka ketika mereka tergelincir dalam kesalahan (kebid’ahan) selama mereka tidak diatas (manhaj) bid’ah yang sesat. Barangsiapa yang diatas (manhaj) yang sesat dan dia keluar dari (jama’ah) kaum muslimin serta menyimpang dari agama maka kita mendekatkan diri kepada Allah dengan berlepas diri darinya. Orang tersebut diboikot, dihinakan serta dijauhi virusnya karena itu lebih cepat menular daripada penyakit kusta.
16. Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dikatakan tentang keutamaan Khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Bakar As-Shiddiq radhiyallahu anhu bahwasanya beliau adalah manusia termulia dan terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian setelah itu adalah Al-Faruq Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Mereka berdua adalah pendamping setia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang menemani beliau di kuburannya serta yang mendampingi beliau di Surga. Kemudian setelah mereka berdua adalah Dzu An-Nurain Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Kemudian setelah itu adalah sahabat yang memiliki keutamaan dan ketakwaan yaitu Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Kemudian setelah itu adalah (yang tergolong) sepuluh sahabat yang dijamin masuk Surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita wajib mencintai mereka sesuai dengan kadar keutamaan mereka sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian setelah itu adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lainnya.
Wajib untuk meyakini keutamaan mereka, memuji mereka dengan kebaikan-kebaikan mereka dan kita wajib menjaga lisan dari perselisihan diantara mereka. Mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini setelah para nabi. Allah ridha kepada mereka dan Allah ciptakan mereka sebagai penolong agama-Nya. Mereka adalah para pemimpin agama dan pahlawan kaum muslimin. semoga rahmat Allah senantiasa tercurahkan kepada mereka semua.
17. Shalat, jihad dan haji bersama pemimpin kaum muslimin
Tidak boleh meninggalkan shalat jum’at. Dan shalat jumat bersama pemimpin kaum muslimin yang baik atau yang fajir itu adalah kewajiban, selama dia tidak diatas kebid’ahan (yang mengkafirkan). Namun apabila dia berbuat bid’ah (yang mengkafirkan) maka tidak boleh shalat dibelakangnya. Dan melaksanakan jihad serta haji bersama pemimpin yang adil atau yang dzalim.
18. Mengqashar shalat dan memilih antara puasa atau berbuka ketika safar
Melakukan qashar shalat dan memilih antara puasa dan berbuka pada waktu safar. Jika berkehendak dia berpuasa dan jika dia berkehendak dia berbuka.
19. Ijma’ ulama salaf tentang aqidah ini
Ucapan diatas ini telah disepakati oleh para ulama terdahulu dari para imam-imam petunjuk. Dan dengan taufik dari Allah mereka berpegang teguh dengannya diatas keridhaan dan sebagai suri tauladan. Mereka tidak berlebihan dalam apa yang mereka pegang erat. Sehingga mereka pun dengan pertolongan Allah berjalan diatas jalan yang lurus dan diberi taufiq. Mereka tidak berpaling dari ittiba’ (sunnah rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang akan mengakibatkan mereka meremehkan dan tidak pula mereka melampaui batas hingga berlebih-lebihan.
Kita pun dengan pertolongan dari Allah berpegang teguh dengannya dan bertawakkal kepada-Nya serta meniti jejak mereka.
20. Menjaga hal-hal yang wajib, sunnah dan meninggalkan yang haram
Inilah syarhu As-Sunnah yang aku berusaha untuk menjelaskan dan menerangkannya. Barangsiapa yang Allah berikan taufik untuk berjalan diatasnya dan dia menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan meninggalkan hal-hal yang najis, dia menyempurnakan wudhu untuk taat, melaksanakan shalat sesuai kemampuan, menunaikan zakat bagi yang sudah wajib dan haji bagi yang mampu, melaksanakan puasa bagi yang sehat, dan juga mengerjakan lima shalat selain shalat fardhu yaitu shalat witir setiap malam, dua raka’at fajar, shalat idul fitri dan idul adha, shalat gerhana matahari dan bulan jika terjadi serta shalat istisqa’ jika telah dipastikan. Dan dia meninggalkan yang haram, adu domba, ucapan dusta, ghibah, melampaui batas tanpa haq, dan berkata tentang Allah tanpa ilmu. Ini semua adalah dosa-dosa besar yang diharamkan. (Diwajibkan) untuk berusaha mencari nafkah, makanan, minuman, pakaian (yang halal) dan meninggalkan nafsu syahwat karena dapat mengantarkan kepada yang haram. Barangsiapa yang berada di sekitar tanah larangan maka dia dikhawatirkan akan jatuh kepadanya.
Barangsiapa yang dimudahkan untuk berpegang teguh dengannya maka dia diatas petunjuk agama dan diatas harapan mendapat rahmat.
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk berjalan di atas jalan yang lurus, dengan karunia-Nya yang luas dan kemuliaan-Nya yang tinggi.
Semoga keselamatan, rahmat dan keberkahan atas kalian dan atas orang yang mengucapkan salam kepada kami. Dan salam Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang tersesat. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Alhamdulillah telah aku selesaikan risalah ini. Semoga shalawat dan salam yang banyak tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga beliau, para sahabat beliau dan para istri-istri beliau yang suci.