KAPAN SESEORANG BISA KELUAR DARI MANHAJ SALAF?
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullahu berkata: Adapun kapan seseorang bisa keluar dari manhaj salafus shalih ? Yaitu apabila dia melakukan bid’ah-bid’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا ، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين تمسكوا بها ، وعضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة
Dan barangsiapa yang hidup setelahku nanti maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa’ rasyidin. Pegang erat sunnah tersebut dan gigit dengan gigi geraham kalian. Dan jauhkan diri kalian dari hal-hal yang baru (dalam urusan agama), karena setiap yang baru tersebut adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat. (HSR. Abu Daud)
Dan apabila dia keluar dari manhaj salaf, entah ke arah tasawwuf atau syi’ah atau merayakan maulid atau meridhai undang-undang buatan manusia (yang bertentangan dengan syariat Allah) atau fanatik golongan (hizbiyah) yaitu cinta dan benci karena golongan/ormas/partai.
Apabila dia (mengaku) salafi tapi beriman dengan demokrasi, maka dia bukan salafi dan dia tidak punya kehormatan. Meskipun dia beriman bahwa Allah tinggi diatas ‘arsy serta beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. [1]
————————————————-
[1] Diringkas dan diterjemahkan dari kitab Tuhfatu Al-Mujib hal. 111-112.