PELAJARAN BERHARGA BAGI PENEBAR SYUBHAT AGAMA
Dari Saaib bin Yazid Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Ketika Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu datang, lalu dikatakan kepada beliau: ‘Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya kami menjumpai seseorang (yaitu Shabiigh bin ‘Islin At-Tamimi) yang bertanya-tanya tentang takwil Al-Quran (menebarkan syubhat)’. Maka Umar berkata: ‘Ya Allah pertemukan aku dengannya’. Ketika suatu hari Umar duduk memberi makan siang untuk manusia, tiba-tiba dia datang dengan memakai pakaiannya. Dan dia pun ikut makan siang, setelah itu dia pun berkata: ‘Wahai Amirul mukminin,
وَٱلذَّٰرِيَٰتِ ذَرْوًا فَٱلْحَٰمِلَٰتِ وِقْرًا
Umar berkata: ‘Engkau inilah orang (yang menebarkan syubhat)’. Lalu Umar berdiri dan menyingsingkan lengannya kemudian mencambuk orang tersebut hingga jatuh surbannya. (Umar berkata:) ‘Demi Allah yang jiwa Umar ada di Tangan-Nya, seandainya aku mendapatimu gundul maka aku akan penggal kepalamu. Pakaikan pakaiannya dan bawa dia dengan untanya lalu keluarkan dia (dari kota Madinah) hingga (dia) sampai ke negeri kalian. Hendaklah dia mengumumkan di hadapan manusia bahwa Shabiigh telah bersalah (dengan menebarkan syubhat)’. Sejak saat itulah dia terhina di tengah kaumnya hingga mati padahal dia dahulu merupakan tokoh mereka.” *
Imam Ibnu Baththah rahimahullahu berkata:
“Sungguh Allah anugerahkan manfaat kepada Shabiigh lewat pelajaran berharga yang diberikan oleh Umar dengan mengasingkannya. Pada waktu kelompok Haruriyyah (Khawarij) memberontak (di zaman Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu) mereka mengajak Shabiigh untuk ikut mereka, namun Shabiigh mengatakan: ‘Tidak mungkin aku ikut (kalian), karena Allah telah menganugerahkan kepadaku manfaat lewat pelajaran berharga dari seorang hamba yang shalih (Umar bin Khattab Radhiyallahu’anhu)’. Dahulu Umar mencambuknya hingga darah bercucuran di wajahnya atau kakinya, atau telapak kakinya. Sungguh Shabiigh menjadi permisalan dan perumpamaan bagi yang nyeleneh dalam bertanya (menebar syubhat).” **
[*] Al-Ibanah Al-Kubra 1/415 no. 330 oleh Imam Ibnu Baththah Al-Ukbari rahimahullahu dengan tahqiq Syaikh Ridha bin Na’saan Mu’thi.
[**] Al-Ibanah Al-Kubra 1/417 no. 332.