SEJARAH PERPECAHAN UMAT
Imam Al Barbahari (wafat tahun 329 H) rahimahullahu berkata:
- Dan ketahuilah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Umatku akan terpecah menjadi 73 kelompok, semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu Al-Jamaah. (HR. Abu Daud). Ketika beliau ditanya: Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu? Beliau ﷺ menjawab: Yang mengikuti aku dan para sahabatku hari ini. (HR. Tirmidzi)
- Demikianlah agama ini hingga kekhalifahan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu dan (di awal) kekhalifahan Utsman Radhiyallahu ‘anhu. Ketika terjadi tragedi pembunuhan terhadap Utsman Radhiyallahu ‘anhu maka muncul perselisihan dan kebid’ahan-kebid’ahan hingga kaum muslimin terpecah menjadi bergolong-golongan dan berkelompok-kelompok. Namun ada di antara kaum muslimin yang tetap konsisten di atas kebenaran pada saat awal perubahan tersebut, dia berkata yang benar dan mengamalkannya serta menyeru manusia kepadanya.
- Keadaan masih lurus hingga generasi keempat dari kekhalifahan bani Fulan (Bani Abbasiyah) maka keadaan menjadi terbalik dan manusia mengalami perubahan drastis, muncul kebid’ahan-kebid’ahan, banyak dai-dai yang menyeru kepada selain jalan kebenaran dan Al-Jamaah. Muncul pula berbagai macam malapetaka (kebid’ahan-kebid’ahan) dalam segala bidang yang tidak pernah dikatakan/diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat beliau.
-Orang-orang itu (dai-dai sesat/bid’ah) menyeru kepada perpecahan yang telah dilarang oleh Rasulullah ﷺ dan sebagian mereka mengkafirkan sebagian yang lain. Setiap dai (sesat) tersebut menyeru kepada pemikirannya sendiri dan kepada pengkafiran yang menyelisihinya hingga orang-orang jahil, awam dan yang tidak punya ilmu ikut tersesat.
- Mereka memotivasi manusia untuk tamak kepada dunia dan menakuti-nakuti manusia dengan siksa dunia hingga manusia pun mengikuti mereka karena takut (kehilangan dunia mereka) dan berharap (mendapatkan kenikmatan dunia). Sehingga sunnah Rasulullah ﷺ dan para pengikutnya menjadi tersembunyi dan nampak kebid’ahan-kebid’ahan serta menyebar dimana-mana. Bahkan mereka menjadi kafir tanpa mereka sadari karena berbagai sebab.
- Mereka membuat qiyas-qiyas (yang batil) dan menimbang kekuasaan Allah, ayat-ayat-Nya, hukum-hukum-Nya, perintah dan larangan-Nya dengan akal-akal mereka. Apa yang sesuai dengan akal mereka, maka mereka terima dan jika tidak sesuai, maka mereka tolak. Maka Islam menjadi terasing, sunnah Rasulullah ﷺ menjadi terasing dan Ahlussunnah terasing di dalam rumah mereka sendiri.
(Syarhu As-Sunnah hal. 95-96 poin 95 oleh Imam Al-Barbahari dengan tahqiq Syaikh Khalid bin Qasim Ar-Raddadi)