MENGENAL SAYYID QUTHUB LEBIH DEKAT (Edisi 3)
(Diantara contoh kebid’ahan dan penyimpangan aqidah Sayyid Quthub)
14. Penghinaan Sayyid Quthub terhadap buku-buku sunnah serta mensifatinya sebagai kitab kuning.
Sayyid Quthub mengatakan: “Untuk menyingkap semua syubhat ini, cukup dengan pengetahuan yang benar tentang hakikat sejarah dan masyarakat Islam, yaitu: Hendaklah generasi penerus menimba peradaban yang hakiki dan cocok…..bukan peradaban yang sulit seperti ini, sebagaimana yang digembor-gemborkan oleh kebanyakan orang, yaitu seperti gambaran yang ada di kitab-kitab kuning”. [42]
15. Penghinaan Sayyid Quthub terhadap ulama sunnah serta mensifatinya sebagai Ad-Darawisy. [43]
Sayyid Quthub mengatakan: “Ada lagi yang mengopinikan bahwa hukum Islam, bermakna hukum para Syaikh dan ad-Darawisy. Dari mana mereka mendapatkan pemahaman ini?” [44]
16. Sosialismenya Sayyid Quthub.
Sayyid Quthub mengatakan: “Bahwa negaralah yang berkuasa untuk mengambil semua kekayaan dan hasil alam, kemudian dibagi dengan metode yang baru, meskipun kekayaan tersebut telah dimiliki dan berkembang dengan dasar sarana yang dikenal dan disetujui oleh syariat. Karena mencegah keburukan atas masyarakat umum secara keseluruhan atau berhati-hati dari keburukan yang mungkin menimpa masyarakat umum, lebih utama daripada memelihara hak individu.” [45]
Komentar saya: “Inilah hakikat sosialisme”.
17. Sayyid Quthub mendidik umat untuk melakukan kudeta dan huru-hara.
a. Sayyid Quthub berkata: “Dan terakhir, munculnya pemberontakan melawan Utsman, yang haq dan bathil tercampur didalamnya, demikian pula antara kebaikan dan keburukan. Akan tetapi, bagi orang yang memperhatikan berbagai permasalahan dengan kaca mata Islam, dan merasakannya dengan perasaan Islam, pasti akan menetapkan bahwa pemberontakan tersebut secara umum merupakan kekuatan dari jiwa Islam.” [46]
b. Sayyid Quthub berkata: “Dan mendirikan pemerintahan berasaskan kaidah-kaidah Islam, dan menggantikan sistem pemerintahan yang lain dengannya…………inilah yang urgen…..yaitu mewujudkan kudeta Islami yang menyeluruh, tidak terbatas pada beberapa negeri saja. Bahkan inilah yang diinginkan Islam yaitu membangkitkan kudeta menyeluruh ke semua negeri. Inilah tujuan dan cita-cita yang tinggi yang sangat diinginkan oleh Islam, akan tetapi kesempatan belum dimiliki oleh kaum muslimin atau anggota partai Islam untuk memulai cita-cita ini dengan mewujudkan kudeta dan terus berjalan untuk merubah aturan-aturan hukum yang ada di negeri yag mereka huni.” [47]
c. Sayyid Quthub berkata: “Harus diketahui berbagai motivasi yang melatarbelakangi perilaku manusia melalui sejarah kehidupan Islam ini, demikian juga hubungan antara motivasi-motivasi tersebut dengan berbagai kejadian, perkembangan dan pemberontakan, lalu semua ini harus dihubungkan dengan tabiat aqidah Islam, yang didalamnya ada jiwa revolusi.” [48]
Demikian tokoh Ikhwanul Muslimin membeli rekomendasi terhadap para pembunuh Utsman radhiyallahu anhu, dia juga memprovokasi berkobarnya fitnah dan pembunuhan di negeri-negeri Islam. Pendahulunya dalam hal ini adalah mereka orang-orang Khawarij yang sesat, maka perkumpulan apa ini?
18. Ibadah menurut Sayyid Quthub bukan tugas kehidupan.
Sayyid Quthub berkata: “Islam adalah musuh pengangguran meski berkedok Ibadah dan agama. Ibadah bukanlah tugas kehidupan, tidak ada ibadah kecuali pada waktunya yang telah ditentukan.” [49]
19. Persaksian para pemuka kelompok Ikhwanul Muslimin atas pemikiran Sayyid Quthub yang menyimpang.
a. Yusuf al-Qardhawi (tokoh IM) mempersaksikan bahwa Sayyid Quthub berpandangan akan kafirnya berbagai masyarakat Islam, (terjemahan) teksnya: “Pada fase ini, muncul buku-buku Sayyid Quthub yang mewakili fase terakhir pemikiran takfirnya, yang dengan cepat mengkafirkan masyarakat….serta pengumuman jihad penyerangan atas seluruh manusia”. [50]
b. Fariq Abdul Khaliq (tokoh IM) berkata: “Sesungguhnya pemikiran takfir tumbuh diantara para pemuda IM yang berada di penjara Qanathir [51], pada akhir tahun 50-an dan permulaan 60-an. Mereka itu terpengaruh oleh pemikiran Sayyid Quthub, sehingga mereka berkesimpulan bahwa masyarakat dalam keadaan jahiliyah, para pemimpinnya telah kafir, karena mengingkari Allah sebagai Hakim Tunggal, buktinya mereka tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Dan rakyatnya kafir juga, jika meridhai hal tersebut.” [52]
Hati-hatilah para pemuda dari pemikiran yang berbahaya ini (pemikiran takfir dan peledakan), dan ingatlah selalu firman Allah ta’ala:
هَـٰٓأَنتُمۡ هَـٰٓؤُلَآءِ جَـٰدَلۡتُمۡ عَنۡہُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فَمَن يُجَـٰدِلُ ٱللَّهَ عَنۡہُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَم مَّن يَكُونُ عَلَيۡہِمۡ وَڪِيلاً۬
“Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?” (QS. An-Nisa’: 109)
Wahai ahlut tauhid dan ahlussunnah: Bertaqwalah kepada Allah, tegakkan aqidah salaf, niscaya kalian akan beruntung, dan berhati-hatilah dari bid’ah-bid’ah dan para penyerunya.
Inilah contoh berbagai bid’ah dan kesesatan yang ada dibuku-buku Sayyid Quthub, dan kelancangannya lebih banyak lagi dari apa yang bisa kami haturkan dengan cepat seperti ini. [53]
SELESAI.
—————————————————-
[42] Ma’rakatul Islam war Ra’sumaliyah hal. 64
[43] Para tokoh Sufi yang mengenakan baju compang-camping, dari kain yang amat kasar. (pent)
[44] Ma’rakatul Islam war Ra’sumaliyah hal. 69
[45] Ma’rakatul Islam war Ra’sumaliyah hal. 39 – 40
[46] Al-‘Adalah al-Ijtima’iyyah hal. 160
[47] Fii Zhilalil Quran (3/1451)
[48] Al-‘Adalah al-Ijtima’iyyah hal. 210
[49] Ma’rakatul Islam war Ra’sumaliyah hal. 52
[50] Aulawiyatul Harakah al-Islamiyyah hal. 110
[51] Penjara ini ada di Kairo, Mesir (-pent)
[52] Al-Ikhwan fii mizanil haq hal. 115
[53] Inilah sekilas tulisan tentang pemikiran sang idola. Mungkin ada yang bertanya: “Bukankah Sayyid Quthub telah wafat, kenapa kita mengungkit-ungkit kesalahan orang yang telah meninggal?
Jawab: Kami angkat pembahasan ini, karena pemikirannya telah tersebar, bahkan buku-bukunya telah diterjemahkan serta dijadikan pegangan oleh banyak aktivis dakwah.
Mungkin juga ada yang menyanggah: “Sayyid Quthub telah bertaubat dari pemikiran-pemikiran ini dan telah kembali kepada Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, jadi sekarang tidak ada yang mengikuti pemikiran ini.
Jawab: Pembelaan seperti ini justru merupakan bukti akan adanya orang-orang yang bergitu mengagumi dan mengidolakan Sayyid Quthub. Kalaupun dia telah bertaubat, Alhamdulillah, akan tetapi kenapa buku-buku yang menyimpang tersebut tetap dicetak berulang-ulang, bahkan didukung oleh adiknya sendiri, yaitu Muhammad Quthub. Jadi apabila buku-buku tersebut telah ditarik dari peredaran, maka mungkin kritikan akan berhenti, akan tetapi jika tidak, maka jangan berharap para dokter akan diam jika melihat penyakit merajalela –pent.