JAWABAN SYUBHAT TENTANG “KHURUJ/KUDETA” (Edisi 2)
Imam Bukhari rahimahullah berkata: Aku pernah berjumpa dengan lebih dari seribu ulama, dari Hijaz, Makkah, Madinah, Kufah, Bashrah, Wasith, Baghdad, Syam, dan Mesir…. Dan aku tidak melihat seorangpun dari mereka yang berselisih tentang hal-hal berikut ini: (Di antaranya) Kita tidak boleh mengkudeta pemimpin kaum muslimin berdasarkan sabda Nabi ﷺ
ثلاثٌ لا يُغلُّ علَيهِنَّ قَلْبُ امْرئ مُسْلِم: إخلاصُ العملِ للَّهِ ، وطَاعَة وُلاةِ الأَمْر ، ولُزُومُ جَمَاعَتِهِم ، فإنَّ دَعْوَتَهُم ، تُحيطُ مِن وَرَائِهِم.
Tiga perangai yang hati orang muslim tidak ada kedengkian terhadapnya: Mengikhlaskan amal untuk Allah, mentaati pemimpin kaum muslimin dan berpegang dengan jamaah mereka karena doa mereka meliputi mereka dari belakang mereka. Kemudian hal ini ditegaskan dalam firman Allah
أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِیعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡ
“Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemimpin) di antara kamu” (QS. An-Nisa’: 59)
(Syarah Ushul I’tiqad Ahlussunnah 1/197 oleh Al-Lalikai)
✅ Bantahan Terperinci
Alhamdulillah, Syaikh Abdul Malik Ramadhani hafizhahullah telah menjawab syubhat-syubhat yang dibawakan oleh sang oknum penulis syubhat tentang kudeta dalam kitab beliau yang sangat berharga yang berjudul ”Thali’atu Al-Hiwar Ad-Darij Baina As-Sunnah wa Al-Khawarij”. Kitab tersebut menjawab lebih dari 75 syubhat yang berkaitan dengan khilafah, takfir, dan jihad. Dan uniknya kitab tersebut dalam bentuk dialog antara Sunni vs Khariji. Dan beliau جزاه الله خير الجزاء ونفع به الإسلام والمسلمين
sangat ahli/berkompeten dalam membantah syubhat/kesesatan harakiyyin (pengikut kelompok harakah), takfiriyyin (pengkafir kaum muslimin tanpa haq), maupun irhabiyyin (teroris khawarij). Oleh karenanya, orang-orang tersebut sangat amat benci dan murka kepada beliau.
Dan pada kesempatan ini kami hanya meringkas dari jawaban beliau hafizhahullah.
▶️ Menjawab Syubhat “kudeta” Said bin Jubair.
1. Kami mengingatkan anda tentang prinsip yang anda beriman dengannya tapi anda tidak baik dalam mengamalkannya, yaitu syahadat Muhammad Rasulullah yang melazimkan anda untuk tidak membantah ucapan Rasulullah dengan perbuatan siapapun dari manusia meskipun tinggi kedudukannya.
2. Seandainya kita terima bahwa Said bin Jubair melakukan kudeta akan tetapi beliau tidak kudeta terhadap khalifah, karena Hajjaj hanya sekedar bawahan khalifah. Dan yang menyalahkan beliau tidaklah sama dengan yang menyalahkan orang yang mengkudeta khalifah.
3. Tidaklah Said bin Jubair mengkudeta Hajjaj melainkan karena beliau memvonisnya kafir. Said bin Jubair berkata: Demi Allah, Tidaklah aku mengkudeta Hajjaj sampai dia kafir. (Syarah Shahih Muslim 12/262 oleh Imam An-Nawawi)
Mengkudeta pemimpin kafir dibolehkan selama aman dari fitnah (kerusakan yang lebih besar) dan ada kemampuan, maka ada udzur baginya di mata syariat, bagaimana dia disifati sebagai Khawarij sedangkan Nabi ﷺ bersabda “Dan kami dilarang memberontak pemimpin kaum muslimin kecuali kalau kalian melihat kekafiran yang nyata”. (Thali’atu Al-Hiwar Ad-Darij Baina As-Sunnah wa Al-Khawarij hal. 450-454 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani)
▶️ Menjawab syubhat ” Kudeta” Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu.
1. Anda berdalil dengan perbuatan orang-orang yang aku mengikrarkan akan kemuliaan mereka (yaitu Sahabat Nabi), namun aku berdalil dengan tuannya manusia (yaitu Nabi Muhammad ﷺ).
2. Berdalil dengan perbuatan Abdullah bin Zubair untuk membolehkan kudeta adalah kelakuan Khawarij terdahulu. Imam Adz-Dzahabi menyebutkan dalam Tarikh Al-Islam 18/84 tahun 241-255) : Dibawakan kepada Abu Abdullah (Imam Ahmad) sebuah kitab (di antara isinya)… Jika kalian mengklaim bahwa Hasan bin Shalih* (itu sesat) karena membolehkan khuruj/kudeta (terhadap pemimpin muslim) lalu bagaimana dengan Abdullah bin Zubair yang memberontak? Maka Imam Ahmad berkata: Orang ini ingin membela Hasan bin Shalih lalu dia mengarang-ngarang cerita tentang para sahabat Nabi ﷺ…kemudian beliau berkata: Tahdzirlah orang tersebut.
3. Ketahuilah bahwa Abdullah bin Zubair telah dibaiat sebagai khalifah sebelum Abdul Malik bin Marwan yang menyainginya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: Sesungguhnya Ibnu Zubair ketika terjadi perselisihan antara beliau dan Yazid dan beliau diikuti oleh penduduk Makkah dan Hijaz serta selainnya… Beliau pun dibaiat oleh banyak penduduk negeri, kecuali penduduk Syam. Oleh karenanya kekuasaan beliau ini setelah meninggalnya Yazid…. (Minhaj As-Sunnah 4/522 oleh Ibnu Taimiyah)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: Ibnu Zubair adalah pemimpin kaum muslimin setelah meninggalnya Yazid bin Mu’awiyah….(Al-Bidayah Wa An-Nihayah 12/206 oleh Ibnu Katsir)
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata: Ketika Yazid bin Mu’awiyah meninggal dunia, Abdullah bin Zubair meminta agar orang-orang membaiat beliau, maka mereka pun membaiatnya sebagai khalifah.. (Fathul Bari 13/69 oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani)
Bagaimana bisa dikatakan bahwa beliau mengkudeta Bani Umayyah?! (Thali’atu Al-Hiwar Ad-Darij Baina As-Sunnah wa Al-Khawarij hal. 414-419 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani)
[Insya Allah Bersambung]
————————-
[*] Lihat makalah kami yang berjudul “Kenapa Ulama Salaf Mentahdzir Habis Seorang Alim Yang Dulunya Ahlussunnah?” (Link: https://www.facebook.com/share/p/Jhu3mCYouNFrwwS1/)