SAYYID QUTHUB DAN PENGKAFIRAN KAUM MUSLIMIN
Sayyid Quthub merupakan sumber inspirasi kelompok takfiriyin (pengkafiran kaum muslimin dan pemimpin muslim tanpa haq) dan teroris abad ini di seluruh belahan dunia. Para teroris dan fansnya selalu menyanjung dan mentokohkannya serta mengadopsi pemikiran takfirnya. Banyak orang yang mengganggapnya tokoh Islam, padahal dia adalah tokoh takfiriyin dan teroris dunia abad ini. Inilah buktinya:
1. Sayyid Quthub di dalam kitabnya “Fi Zhilalil Qur’an” (3/1198) berkata: “Sesungguhnya yang mentaati manusia dalam undang-undang buatannya, meskipun dalam masalah yang kecil, maka dia musyrik, walaupun asalnya dia muslim. Kalau dia melakukan hal tersebut, maka dia keluar dari agama Islam kepada kesyirikan”.
2. Dia juga mengatakan di dalam kitabnya “Ma’alimu Fith Thariq” (hal 101-103): “Termasuk masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang mengaku dirinya sebagai kaum muslimin. Bukan karena mereka meyakini adanya sesembahan selain Allah atau mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Akan tetapi, mereka masuk ke dalam masyarakat jahiliyah, dikarenakan mereka tidak menjadikan hukum Allah sebagai aturan hidupnya. Masyarakat seperti ini, meskipun tidak meyakini sesembahan selain Allah, tapi dia memberikan salah satu kekhususan Allah kepada selain-Nya yaitu dengan dia berhukum kepada selain Allah. Masyarakat tersebut telah mengambil undang-undang, syariat-syariat, peraturan-peraturan, timbangan-timbangan dan adat istiadat mereka dari selain Allah. Sikap Islam terhadap masyarakat jahiliyah seperti ini secara keseluruhan tercakup dalam satu ungkapan: Islam menolak pengakuan masyarakat tersebut sebagai masyarakat muslim.”
3. Dia juga berkata dalam “Azh-Zhilal” (2/1057): “Manusia telah murtad dengan penyembahan mereka kepada makhluk, kepada kedzaliman agama-agama. Mereka telah berpaling dari kalimat لا إله إلا الله , meskipun sebagian mereka mengumandangkannya di atas menara-menara masjid : لا إله إلا الله .”
4. Dia juga berkata di dalam “Azh-Zhilal” (4/2009): “Sesungguhnya masyarakat jahiliyah yang sekarang kita hidup ditengah-tengahnya, bukanlah termasuk masyarakat muslim.”
5. Dia juga berkata di dalam “Azh-Zhilal” (3/1492): “Sesungguhnya kesyirikan mereka yang hakiki adalah pengambilan metode hidup mereka bukan dari Allah. Hal inilah yang diserukan pada saat sekarang ini oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai kaum muslimin, pengikut agama Muhammad. Sebagaimana kaum musyrikin mengaku sebagai pengikut agama Ibrahim.”
6. Dia juga berkata di dalam “Azh-Zhilal” (2/1492): “Orang-orang yang tidak mengkhususkan Allah dalam masalah hukum di segala waktu dan tempat adalah orang-orang musyrikin. Tidaklah sekedar keyakinan mereka terhadap لا إله إلا الله bisa mengeluarkan mereka dari kesyirikan ini dan tidak pula mengeluarkan hal tersebut, perbuatan mereka yang mendahulukan syiar-syiar Allah.”
7. Dan dia juga berkata di dalam “Azh-Zhilal” (2/1057): “Manusia telah kembali kepada kajahiliyahan dan kermurtadan dari
لا إله إلا الله . Mereka memberikan kepada makhluk kekhususan-kekhusuan Allah. Mereka sudah tidak mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan wala’/loyalitas kepada-Nya. Secara umum, mereka menyenandungkan di atas menara masjid dibelahan timur dan barat bumi kalimat لا إله إلا الله tanpa bukti dan fakta. Mereka lebih berat adzabnya di hari kiamat, karena mereka telah murtad kepada peribadatan makhluk, setelah jelas kepada mereka petunjuk dan setelah mereka memeluk agama Islam.”