MANHAJ MENCLA-MENCLE DAI-DAI HARAKAH
Diantara ciri khas Ahlussunnah wal Jamaah adalah konsistennya mereka dalam berpegang teguh dengan aqidah dan manhaj salaf serta tidak mencla-mencle (plin-plan) sebagaimana ciri khas ahli bid’ah (semisal dai-dai harakah). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata: Konsisten yang ada pada ahli hadits dan sunnah itu berlipat-lipat ganda jika dibandingkan dengan ahli kalam dan filsafat. [*]
Sekitar 14 tahun yang lalu penulis pernah mentranskip dan menerjemahkan sebuah kaset ceramah Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis hafidzahullahu yang berjudul Tanâqudhât Du’ât Ash-Shahwah (Manhaj Mencla-Mencle Dai-Dai Harakah). Pada ceramahnya tersebut, Syaikh Abdul Aziz Ar-Rayyis membongkar kesesatan manhaj mencla-menclenya dai- dai harakah (pergerakan) yang ada di Arab Saudi semisal Aidh Al-Qarni, Awadh Al-Qarni, Salman Al-Audah dan Safar Al-Hawali. Diantara ringkasan ucapan beliau tersebut adalah:
- Awadh Al-Qarni
Dulu dia membantah habis-habisan orang-orang liberal atau sekuler dan tokohnya (semisal Turki Hamad) bahkan mengkafirkannya. Namun tiba-tiba dia menjalin hubungan baik dengan tokoh liberal tersebut. Dan dia berbalik membantah buku-buku Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu.
- Aidh Al-Qarni
Dulu dia mencela dan menyesatkan seorang tokoh sekuler yang bernama Ghazi Al- Qushaibi. Namun setelah berjalannya waktu dia pun berubah memuji dan menyatakan ada hubungan baik dengannya.
- Safar Hawali
- Dulu dia membakar jiwa para pemuda untuk membenci orang-orang kafir. Namun beberapa saat setelah itu dia pun berubah dengan bukti tulisan yang dia tujukan kepada George Bush (Presiden Amerika pada saat itu): “Jika engkau tidak memerangi kaum muslimin, maka kami akan bersamamu tanpa syarat”.
- Dulu dia mentahdzir orang-orang yang terpengaruh dengan Syiah Rafidhah dan Mu’tazilah semisal Fahmi Huwaidi dan Ahmad Amaarah. Namun tidak berselang lama dia mendirikan sebuah organisasi pergerakan yang di dalamnya ada Fahmi Huwaidi dan Ahmad Amaarah.
- Dulu dia sangat keras kepada Syiah Rafidhah dan menanamkan hal tersebut kepada para pemuda. Namun setelah itu dia pun berlemah lembut dengan mereka dan merekomendasi untuk didirikannya sekolah khusus bagi Syiah Rafidhah.
- Salman Al-Audah
- Dulu dia keras dalam membenci serta memusuhi Syiah Rafidhah. Namun terakhir dia menjalin hubungan baik dengan seorang tokoh Syiah Rafidhah yang bernama Hassan As-Sattar (yang memuji pembunuhan terhadap Al-Khalifah Ar-Rasyid Dzun Nurain Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu).
Namun sangat disayangkan, pada akhir-akhir ini muncul dai dai yang mengaku salafi tapi mencla-mencle seperti haraki. Diantara contohnya:
- Kadang sang oknum melarang orang mencela pemimpin kaum muslimin atau mengkritiknya terang-terangan tapi kadang dia juga mencela atau ngeshare kritikan orang lain terhadap waliyul Amr. Dan bukan sekali sang oknum berbuat demikian.
- Ada lagi yang dulunya menulis buku untuk membantah tokoh JIL tentang wajibnya memprioritaskan dakwah kepada tauhid namun belakangan dia mempersoalkan dakwah tauhid ini.
- Dulunya orang itu keras kepada ahli bid’ah tapi sekarang bermesraan dan memujinya. Bahkan menyeru untuk bersatu dengan mereka tapi menutup mata dari kesesatan mereka demi melawan Syiah dan Liberal serta komunis.
يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamamu.
[*] Majmû’ Fatâwa 4/51. Lihat kitab An-Nubadz ‘ala Syarhi As-Sunnah lil Imâm Al-Barbahâri oleh Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hal. 45.