10 BAHAYA MAKSIAT TERHADAP HATI
Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu berkata* : Selayaknya untuk diketahui bahwa dosa dan maksiat itu pasti memadharatkan. Dan kemadharatannya terhadap hati seperti kemadharatan racun bagi badan (manusia), meski bertingkat-tingkat derajat kemadharatannya. Tidak ada kejelekan dan penyakit di dunia dan di akhirat melainkan sebabnya adalah dosa dan maksiat (apalagi bid’ah dan syirik). Maksiat mendatangkan dampak negatif yang jelek dan berbahaya bagi hati/rohani dan badan/jasmani di dunia dan di akhirat yang banyak sekali yang hanya Allah yang mengetahuinya, diantaranya:
- Terhalang mendapatkan ilmu (agama).
Imam Asy-Syafi’i Rahimahullahu berkata:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي فأرشدني إلى ترك المعاصي
وقال اعلم بأن العلم نور ونور الله لا يؤتاه عاص
Aku pernah curhat kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku
Lalu beliaupun menasihatiku agar aku meninggalkan maksiat
Dan beliau bekata: Ketahuilah bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat
- Menyebabkan kegalauan.
Ada seseorang bertanya kepada seorang alim tentang kegalauan yang dia dapatkan di dalam jiwanya, maka orang alim itu berkata:
إذا كنت قد أوحشتك الذنوب فدعها إذا شئت واستأنس
Jika engkau merasa galau karena sebab dosa
Maka tinggalkan dosa itu jika engkau ingin merasa bahagia.
- Mendatangkan kegelapan seperti gelapnya malam.
Dia seperti orang buta yang berjalan di malam hari sendirian. Kegelapan itu semakin parah hingga nampak di mata dan wajah hingga terlihat oleh setiap orang. - Melemahkan hati.
Ini yang paling dikhawatikan terhadap seorang hamba. Maksiat melemahkan hati dari keinginan untuk beribadah dan bertaubat. - Meremehkan maksiat.
Dosa dan maksiat bisa menjadikan hati tidak lagi merasa jijik dengannya dan menjadikannya terbiasa serta tidak malu meskipun terlihat oleh manusia. - Membutakan hati.
Allah berfirman:
كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Sekali-kali tidak, bahkan hati mereka tertutup karena perbuatan mereka.” (QS. Al-Muthaffifn: 14)
- Memadamkan kecemburuan hati.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أتعجبون من غيرة سعد, لأنا أغير منه والله أغير مني
“Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad, sungguh aku lebih cemburu daripada dia dan Allah lebih cemburu daripada diriku.” (HR. Bukhari)
- Menghilangkan rasa malu.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إذا لم تستح فاصنع ما شئت
“Jika engkau tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)
- Mengurangi rasa pengagungan kepada Allah ta’ala.
Cukuplah sebagai sangsi atas pelaku dosa untuk berkurangnya rasa pengagungan kepada Allah serta larangan dan hak-Nya. - Mencegah hati untuk mendekat kepada Allah.
[*] Diringkas dari kitab Ad-Dâ’ Wa Ad-Dawâ’ hal. 65-117 oleh Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu dengan tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari rahimahullahu.
Link PDF: