AQIDAH SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB RAHIMAHULLAHU (EDISI 1)
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullahu berkata: Aku bersaksi kepada Allah, kepada para malaikat dan kepada kalian semua bahwa:
- Aku berpegang teguh dengan aqidah yang diyakini oleh Al-Firqah An-Najiyah (kelompok yang selamat) Ahlussunnah wal Jamaah. Yaitu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kebangkitan setelah kematian dan kepada takdir yang baik dan yang jelek.
- Diantara makna iman kepada Allah adalah mengimani semua sifat yang Allah sifatkan diri-Nya dengannya di dalam kitab-Nya dan di dalam hadits (yang shahih) tanpa mentahrif (menyelewengkan maknanya) dan tanpa menta’thil (menafikan). Bahkan aku meyakini bahwa Allah tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dan aku tidak menafikan dari-Nya apa yang telah Dia sifatkan untuk diri-Nya, tidak pula mentahrif/menyelewengkan firman-Nya dari makna yang sebenarnya. Dan aku tidak pula menyimpang dalam nama-nama dan ayat-ayat-Nya. Aku tidak menyerupakan sifat-sifat-Nya dengan sifat-sifat makhluk-Nya, karena Allah tidak ada sekutu, tandingan dan yang sama dengan-Nya. Sesungguhnya Allah lebih tahu tentang diri-Nya daripada selain-Nya, lebih jujur ucapan-Nya dan lebih baik kata-kata-Nya. Dia mensucikan diri-Nya dari apa yang disifatkan oleh orang-orang yang menyimpang, baik dari kelompok Takyif (yang membagaimanakan sifat-Nya) dan kelompok Tamtsil (yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya) serta dari yang dinafikan oleh orang-orang yang menafikan, baik dari kelompok Tahrif (yang menyelewengkan makna yang benar tentang sifat-Nya) dan dari kelompok Ta’thil (yang menolak sifat Allah).
سُبۡحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا یَصِفُونَ – وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ – وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
“Mahasuci Tuhanmu, Tuhan Yang Mahaperkasa dari sifat yang mereka katakan. Dan selamat sejahtera bagi para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.” (QS. Ash-Shaffat: 180-182).
- Al-Firqah An-Najiyah pertengahan dalam masalah perbuatan-perbuatan-Nya (takdir) antara kelompok Al-Qadariyah dan Al-Jabariyah. Mereka pertengahan dalam masalah ancaman Allah antara kelompok Murji’ah dan Al-Wa’idiyah (Khawarij). Mereka pertengahan dalam masalah (penamaan) iman/status agama (seseorang) antara kelompok Al-Haruriyah (Khawarij) dan Al-Mu’tazilah dengan Al-Murji’ah dan Al-Jahmiyah. Mereka juga pertengahan dalam masalah para sahabat Rasulullah ﷺ antara kelompok Syiah Rafidhah dan Khawarij.
- Aku meyakini bahwa Al-Quran adalah kalamullah yang Allah turunkan bukan makhluk, darinya berasal dan kepada-Nya akan kembali. Dan bahwasanya Allah berbicara dengan sesungguhnya. Allah menurunkannya kepada hamba dan utusan-Nya, manusia kepercayaan-Nya, perantara-Nya (dalam menyampaikan Wahyu) antara Dia dan hamba-hamba-Nya, yaitu Nabi kita Muhammad ﷺ.
- Dan aku mengimani bahwa Allah berbuat sesuai kehendak-Nya. Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi kecuali dengan kehendak-Nya dan tidak ada yang bisa keluar dari kehendak-Nya. Tidak ada di alam semesta ini yang bisa keluar dari takdir-Nya. Tidak ada yang terjadi kecuali dengan pengaturan-Nya. Dan tidak ada bagi siapapun tempat untuk lari dari takdir yang telah ditentukan-Nya. Dan tidak yang bisa keluar dari apa yang Dia gariskan di Lauhul Mahfuzh.
(Diterjemahkan dari kitab Ad-Durar As-Saniyah Fi Al-Ajwibah An-Najdiyah hal. 29-30 yang disusun oleh Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim An-Najdi rahimahullahu cetakan keenam tahun 1417 H/1996 M.)
Link PDF: