KETERASINGAN DAN KEMENANGAN SALAFI SEJATI
Syaikh Ali Abu Haniyah hafizhahullahu berkata:
- Pernah suatu ketika Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu ditanya ketika ayyamul mihnah (masa-masa berkuasanya kelompok Jahmiyah Mu’tazilah yang memaksa semua orang untuk mengatakan Al-Quran makhluk dan menyiksa yang tidak mau mengikuti ajaran sesat mereka): Wahai Abu Abdillah, tidakkah anda melihat bagaimana kebenaran dikalahkan oleh kebatilan? Beliau menjawab: Sekali-kali tidak, sesungguhnya kemenangan kebatilan atas kebenaran itu apabila hati berpaling dari petunjuk kepada kesesatan. Dan hati-hati kami masih tetap di atas kebenaran. (Siyar A’lam An-Nubala’ 11/238 oleh Imam Adz-Dzahabi)
- Di dalam ucapan Imam Ahmad di atas, ada hiburan yang sangat besar bagi salafiyyin (sejati) di zaman ini dimana ahlul batil berkuasa di banyak negeri kaum muslimin. Mereka menggunakan kekuasaan dan kedudukan mereka untuk mengintimidasi salafiyyin. Terkadang dengan mengambil alih masjid (mengkudeta kepengurusan masjid dengan menghalalkan segala cara), tidak mau mengangkat mereka sebagai imam dan muadzin masjid, melarang mereka dari mengajar (dengan cara licin bin licik), melarangnya dari khutbah/ceramah/kajian (melakukan aksi mogok kajian jika si ustadz fulan masih memberikan kajian di masjid tersebut atau memprovokasi takmir masjid agar melarang ustadz tersebut dari kajian dengan tuduhan terlalu keras, merusak ukhuwah islamiah, dsb), membuat pernyataan-pernyataan yang mengandung makar dan lain-lain.
- Semua itu mereka lakukan untuk membela hizbiyah (fanatik buta terhadap golongan/komunitas atau ustadz “besar” mereka) atau mendukung kebid’ahan (takut terbongkar kedok kesesatan) mereka, atau untuk menjauhkan tauhid dan sunnah serta untuk menyebarkan ajaran tasawuf, kesyirikan, dan kebid’ahan di tengah kaum muslimin yang tidak diketahui bahayanya dan tidak ada yang memperingatkannya kecuali salafiyyin (sejati).
- Maka bergembiralah dan bersemangatlah wahai Salafiyyin Ghuraba’ (yang terasing di atas kebenaran), Ahli tauhid dan sunnah selama kebenaran masih tertancap di dalam hati-hati kalian. Kebatilan dan para pengikutnya tidak akan bisa mengalahkan kalian meskipun mereka punya kedudukan dan kekuasaan yang tinggi (bisa melobi sana sini tapi di balik topeng “akhlak dan toleransi”, kedok “lemah lembut”, bermuka dua dan standar ganda, lempar batu sembunyi tangan, atau berpura-pura kepada teman-teman alumni satu almamaternya seolah-olah dia tidak ikut (melobi) membatalkan kajian di masjid yang dekat rumahnya). Allah yang Maha Besar dan Yang Maha Mulia serta Yang Maha Agung (semoga membalas makar-makar jahat mereka).
Ingatlah selalu firman Allah:
وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحۡزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu adalah yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.”
(QS. Ali Imran: 139)
Segala Puji bagi Allah Rabb semesta alam.
(Diterjemahkan dari postingan grup WA Fawaid Syaikh Ali Abu Haniyah pada tanggal 21 Oktober 2021)