KENAPA TIDAK LEMAH LEMBUT KEPADA PEMIMPIN MUSLIM?
Ada orang-orang yang suka menggembar-gemborkan dakwah dengan “lemah lembut”* tapi dia sendiri keras dan kasar kepada pemimpin muslim. Sungguh kontradiksi yang nyata. Na’udzubillahi min dzalika.
Memvonis pemimpin muslim (yang saat itu mencalonkan diri untuk menjadi Presiden RI periode kedua dan tetap statusnya sebagai pemimpin) dengan “panen dosa” itu kasar atau lembut?!**
Menuduhnya berbuat tidak adil di medsos (meski dengan menukil ucapan orang lain) itu kasar atau lembut?! (Dan itu seperti tuduhan Dzul Khuwaishirah Attamimi kepada Rasulullah ﷺ)
Padahal Allah berfirman:
ٱذۡهَبَاۤ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ – فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلࣰا لَّیِّنࣰا لَّعَلَّهُۥ یَتَذَكَّرُ أَوۡ یَخۡشَىٰ
“Pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
(QS. Thaha: 43-44)
Jika Fir’aun pemimpin kafir yang mengklaim memiliki hak rububiyah saja, Allah perintahkan Nabi Musa dan Harun ‘alaihima as-salaam untuk menasihatinya langsung menghadap kepadanya (bukan di jalanan atau di hadapan umum) dengan ucapan yang lemah lembut, apalagi pemimpin muslim?!***
Dan menasihati pemimpin muslim dengan rahasia dan lemah lembut merupakan manhaj salaf ahlussunnah wal jamaah. Sedangkan kasar kepadanya (mencela) dan mengkritiknya di hadapan umum adalah manhaj/kelakuan Khawarij.****
*Itu juga mereka praktikkan berdasarkan seleranya atau hawa nafsunya. Bijaksana nggak bijaksini, bijaksana injak sini. Na’udzubillahi min dzalika.
**Lihat kembali tulisan kita yang berjudul “Paham Pendiri Syiah Merasuki ‘Dai Sunnah'”.
***Seperti yang dikatakan oleh Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullahu di link youtube: https://youtu.be/9iqbaRWzIQU
****Lihat kembali tulisan kita dengan judul “Kelakuan Khawarij”.